Gegara Aksi Ini, Pertamina Sukses Kendalikan Kuota BBM Solar Subsidi

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Rabu, 24/07/2024 15:50 WIB
Foto: Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra saat acara CNBC Indonesia Coffee Morning Energy dengan tajuk "Dilema Subsidi Energi RI di Tengah Lesunya Daya Beli Warga" di Jakarta, Rabu (24/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga mengaku berhasil melakukan pengendalian penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar kepada masyarakat. Salah satunya melalui program subsidi tepat.

Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra memaparkan capaian tersebut tak terlepas dari diterapkannya penggunaan QR Code untuk setiap transaksi BBM jenis ini.

"Selama ini, solar subsidi itu tiap tahun naik 5-9% setiap tahun. Nah, 2022 ke 2023 itu turun. Nah, 2023 ke 2024 semester satu ini, situasinya naik sedikit. Karena kita sudah pada ekuilibrium baru. Itu naik sedikit," kata dia dalam acara coffee morning CNBC Indonesia, Rabu (24/7/2024).


Oleh sebab itu, ia pun optimistis baik kuota solar subsidi maupun kuota Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite pada tahun ini akan di bawah kuota yang telah ditetapkan pemerintah.

Sebagaimana diketahui, kuota Pertalite pada 2024 ini ditetapkan sebesar 31,7 juta kilo liter (kl). Sedangkan untuk kuota Solar ditetapkan sebesar 19 juta kl pada tahun ini. "Ini kan kita harus menjaga pada situasi asumsi-asumsi kuota maupun asumsi subsidi yang ada di atasnya," katanya.

Berdasarkan bahan paparan Pertamina, sebelum subsidi tepat digulirkan, penentuan penggunaan dan pembatasan volume JBT solar bergantung pada peran operator SPBU. Sementara setelah adanya program subsidi tepat, penentuan konsumen penerima JBT Biosolar dan pembatasan volume BBM berdasarkan sistem subsidi tepat Pertamina yang terintegrasi.

Selain itu, sesudah subsidi tepat diterapkan, proses digitalisasi tidak hanya menyasar pada sistem digitalisasi SPBU, melainkan juga para pengguna itu sendiri melalui QR Code.

Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat, realisasi penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti Solar subsidi dan Pertalite (RON 90) hingga Juni 2024 ini hampir mencapai 50% dari kuota yang telah ditetapkan untuk tahun ini.

Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman menyebut, realisasi penyaluran BBM Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Tertentu (JBT) Solar per 30 Juni telah mencapai 8,4 juta kilo liter (KL) atau 46,79% dari kuota yang ditetapkan tahun ini.

Sementara, untuk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) atau BBM Pertalite tercatat telah mencapai 47,42% atau 14,9 juta KL dari kuota yang ditetapkan pada tahun ini. Saleh mengatakan realisasi BBM baik Solar maupun Pertalite sejatinya masih sesuai dengan proyeksi awal. "46,79% solar dan 47,42% Pertalite, realisasi masih sesuai proyeksi," kata Saleh kepada CNBC Indonesia, Kamis (11/7/2024).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina NRE Akuisisi 20% Saham Perusahaan EBT Filipina