
Mantap! Ikan Hasil Laut RI Paling Laku Keras di Sini, China-AS Saingan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai ekspor hasil perikanan Indonesia sepanjang Semester I-2024 sebesar US$2,71 miliar atau setara Rp44,24 triliun. Capaian nilai ekspor itu meningkat tipis 1% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Adapun yang menjadi negara utama tujuan ekspor produk perikanan Indonesia masih Amerika Serikat, dengan nilai ekspor sebesar US$889,39 juta. Atau menguasai 32,8% ekspor perikanan Indonesia.
Disusul China, dengan nilai ekspor sebesar US$556,04 juta (20,5%), negara-negara ASEAN sebesar US$353,93 juta (13,0%), Jepang dengan nilai ekspor sebesar US$285,47 juta (10,5%), dan Uni Eropa sebesar US$193,35 juta (7,1%).
Meski AS masih menjadi negara utama tujuan ekspor produk perikanan Indonesia, Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Menteri KP, Hendra Yusran Siri menyebut ekspor perikanan Indonesia ke AS justru menurun 7,5% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Begitu pula dengan ekspor ikan Indonesia ke Jepang, yang juga mengalami penurunan 16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Penurunan ekspor terjadi pada ekspor ke Amerika Serikat dan Jepang, sedangkan ekspor ke China, ASEAN, dan Uni Eropa mengalami peningkatan. Ekspor ikan Indonesia ke China naik 9%, ASEAN naik 16,5%, dan Uni Eropa naik 18,9%," jelas Hendra dalam Konferensi Pers di gedung KKP, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2024).
![]() Pertumbuhan PDB Perikanan tahun 2019-2024, bahan jumpa pers di kantor KKP, Rabu (24/7/2024). (Dok. Kemendag) |
Sementara dari sisi komoditasnya, udang menempati posisi pertama dalam deretan komoditas utama ekspor perikanan Indonesia sepanjang Januari-Juni 2024. Sekalipun anjlok 13,6%, nilai ekspor udang Indonesia sepanjang semester I-2024 tercatat sebesar US$755,79 juta.
Menyusul di belakang udang, komoditas tuna-cakalang-tongkol dengan nilai ekspor US$456,64 juta atau naik 4,8%, cumi-sotong-gurita US$396,94 juta naik 34,2%, rajungan-kepiting US$275,15 juta naik 22%, serta rumput laut di peringkat kelima senilai US$162,38 juta atau anjlok 33,9% dibanding semester I-2023.
"Ekspor hasil perikanan kita US$2,71 miliar, impor perikanan US$220 juta, sehingga neraca perdagangan kita surplus US$2,49 miliar," bebernya.
Dorong Ekspor ke Uni Eropa, KKP Lakukan Ini
Lebih lanjut, dalam upaya mendorong ekspor perikanan Indonesia ke Uni Eropa, KKP terus berupaya melakukan pendekatan atau diplomasi dengan kedutaan besar di berbagai negara Eropa, menyusul adanya tantangan hambatan non tarif yang diberlakukan.
"Kita mencoba untuk menembus pasar Eropa ini karena memang saat ini ada hambatan non tarif. Ini yang kita lakukan pendekatan secara diplomasi bilateral, maupun diplomasi ekonomi. Bekerja sama dengan kedutaan kita di berbagai negara," ujarnya.
Adapun diplomasi terkait hambatan nontarif sendiri, lanjutnya, telah dilakukan untuk komoditas udang ke Amerika Serikat, dalam rangka menjamin keamanan pangan produk perikanan Indonesia.
"Memang ada beberapa teman-teman yang kita coba atasi dan ini juga bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi kita coba untuk mengatasi hambatan non tarif ini," kata dia.
Sementara untuk diplomasi terkait hambatan non tarif ke Uni Eropa, katanya, pemerintah akan mulai bernegosiasi di bulan September-Oktober 2024 mendatang, untuk memastikan produk perikanan Indonesia bisa masuk Eropa tanpa hambatan tarif maupun non tarif.
"Kalau yang Uni Eropa saat ini mereka lagi libur musim panas, kita akan mulai negosiasi September atau Oktober nanti untuk memastikan produk kita masuk pasar UE tanpa hambatan tarif maupun non tarif," pungkasnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Inflasi, Udang - Rumput Laut RI Jadi Korban
