Terungkap! 80% Penikmat BBM Pertalite Adalah Orang Kaya, Ini Buktinya
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno buka-bukaan data perihal pengguna Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) atau Pertalite. Dalam catatannya, pengguna BBM Pertalite itu 80%-nya adalah orang yang mampu.
Bahkan menurut eddy, tidak menutup kemungkinan orang yang menikmati BBM subsidi, kendaraannya lebih dari satu. "Mereka tidak dalam daftar penerima subsidi, tidak juga masuk kategori UMKM, bukan angkot, atau ojek, dan lain-lain," ungkap Eddy dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (24/7/2024).
Hal inilah yang menurut Eddy menjadi dilema dalam penyaluran subsidi BBM. Padahal BBM subsidi itu seharusnya diberikan untuk masyarakat yang sudah jelas kategorinya. Yaitu, masyarakat yang tidak mampu, ekonomi lemah, yang ada dalam DTKS dan juga UMKM.
Secara rinci, Eddy menyebut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas) 2020 menunjukkan, desil 1-4 (empat kelompok
masyarakat termiskin) menikmati hanya 20,7% Pertalite, sedangkan desil 5-10 (terkaya) mengonsumsi 79,3%. Selain itu, laporan dari Institute for Essential Services Reform (IESR), tercatat bahwa 40% dari subsidi BBM di Indonesia justru dinikmati oleh 20% rumah tangga terkaya.
Di sisi lain, pada tahun ini saja kompensasi untuk Solar dan Pertalite sudah mencapai Rp 163 triliun yang berarti 80%-nya justru dinikmati orang kaya dan mampu. Menurut Eddy, tidak adanya mekanisme pendistribusian tertutup untuk Pertalite dan Solar menyebabkan siapa pun bisa membeli BBM bersubsidi tersebut, termasuk si kaya sekalipun.
"Estimasi penghematan APBN jika subsidi dilakukan tepat sasaran adalah Rp 130 Triliun. Penghematan itu bisa digunakan untuk program-program percepatan pembangunan maupun menambah secara signifikan bantuan sosial untuk warga tidak mampu," kata Eddy.
Ditambah lagi, catatan Energy Watch pada tahun 2022 lalu penghematan subsidi BBM 100 triliun bisa memberikan beasiswa untuk 8,3 juta siswa, membangun 40 ribu sekolah, dan 20 ribu Puskesmas.
(pgr/pgr)