Internasional

'Kiamat' Baru Ancam Jerman, Janji Pemerintah Dianggap Palsu

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
23 July 2024 20:30
Ilustrasi bendera Jerman (dpa/picture alliance via Getty Images)
Foto: Ilustrasi bendera Jerman (dpa/picture alliance via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor konstruksi Jerman yang mengalami krisis selama berbulan-bulan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan, meski ada janji dukungan dan investasi dari pemerintah.

Menurut data izin bangunan terbaru yang dipublikasikan pekan lalu, izin untuk pembangunan baru turun 24,2% pada Mei dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Angka ini juga turun hampir 40% dibandingkan dengan Mei 2022.

Data tersebut menunjukkan bahwa antara Januari dan Mei 2024, izin untuk rumah keluarga tunggal turun lebih dari 31%, dan izin untuk rumah multikeluarga turun lebih dari 21% dibandingkan dengan periode waktu yang sama tahun lalu.

Data ekonomi terkini menunjukkan industri tersebut masih dalam "situasi yang suram," kata Carsten Brzeski, kepala penelitian makro global dan kepala ekonom untuk Jerman di ING, seperti dikutip CNBC International, Selasa (23/7/2024).

Sementara itu, Felix Pakleppa, kepala Asosiasi Pusat Industri Konstruksi Jerman, mencatat prospek suram untuk sektor tersebut.

"Izin mendirikan bangunan di Jerman terus mengalami satu arah: menurun," katanya, sambil menunjuk data yang belum mencerminkan pertumbuhan sejak April 2022.

Pembangunan rumah biasanya memakan waktu sekitar dua tahun sejak izin dikeluarkan hingga tahap akhir, jadi kurangnya izin saat ini akan terus berdampak, katanya.

"Anda tidak perlu gelar statistik untuk menyadari bahwa Jerman sedang terjerumus dalam krisis pembangunan rumah yang parah," kata Pakleppa dalam sebuah pernyataan yang dirilis minggu lalu.

Masalah Jangka Panjang

Industri pembangunan rumah dan konstruksi Jerman telah berjuang selama beberapa waktu, hingga sentimen dan ekspektasi untuk industri tersebut mencapai titik terendah sepanjang masa awal tahun ini. Tren ekonomi yang lebih luas seperti inflasi dan suku bunga yang tinggi disebut telah membebani sektor tersebut.

Brzeski menyebut penyebab mendasar dari penurunan izin belum mereda dan sepertinya tidak akan mereda dalam waktu dekat. Ia menambahkan suku bunga sepertinya tidak akan mereda secara signifikan dan masalah seperti biaya konstruksi dan kekurangan tenaga kerja terus berlanjut.

Klaus Wohlrabe, kepala survei di Ifo Institute for Economic Research, setuju bahwa kurangnya pesanan diperkirakan akan terus berlanjut untuk beberapa waktu. Ia menyebut biaya tinggi bagi rumah tangga pribadi untuk membangun rumah tetap menjadi "masalah mendasar."

Janji Dukungan Pemerintah

Pemerintah Jerman membuat janji dalam anggaran 2025 untuk meningkatkan investasi bagi sektor tersebut dan membangun lebih banyak rumah. Poin-poin penting termasuk pendanaan untuk meningkatkan perumahan sosial yang terjangkau dan dukungan finansial bagi rumah tangga pribadi yang membangun rumah netral iklim.

Namun sejauh ini, pendekatan pemerintah telah menunjukkan "dampak yang sangat kecil," kata Brzeski, menambahkan bahwa langkah-langkah baru tersebut tampaknya tidak jauh lebih menjanjikan.

"Langkah-langkah baru tersebut kembali ke arah yang benar tetapi saat ini masih terlalu kecil untuk menjadi pengubah permainan yang nyata," katanya.

Brzeski menyebut peningkatan pengeluaran pemerintah dan langkah-langkah sementara untuk meningkatkan sektor tersebut, seperti pemotongan pajak atau biaya transaksi yang lebih rendah, diperlukan untuk benar-benar membuat perbedaan.

Sementara itu, Wohlrabe menyebut janji pemerintah hanya janji belaka, sebab masih ada ketidakpastian bagaimana jani itu akan menjadi kenyataan. Hal ini membuat perusahaan tidak memiliki dasar yang kuat untuk perencanaan masa depan, terutama karena langkah-langkah yang terkait dengan anggaran kemungkinan hanya akan berlaku untuk satu tahun daripada jangka panjang, jelasnya.

"Secara umum, sentimen di antara perusahaan sangat buruk. Mungkin sedikit membaik, tetapi lembahnya dalam," tukas Wohlrabe.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Real Estat Ungkap Malapetaka Ekonomi Jerman, Ramal Kapan Berakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular