
Ekonomi RI Terancam, 6 Kiamat Ini Mengintai di Sisa 2024

Jakarta, CNBC Indonesia-Center of Reform on Economics (CORE) memprediksi ada 6 kondisi yang akan mempengaruhi perekonomian Indonesia pada paruh kedua 2024. Kondisi tersebut datang dari internal maupun eksternal Indonesia.
"Tantangan yang kita hadapi itu lebih besar, walaupun sekarang kita sedang sibuk dengan makan bergizi gratis, tapi risiko ekonomi lain perlu diantisipasi," kata Direktur Eksekutif CORE M. Faisal dalam diskusi CORE Midyear Economic Review 2024, Selasa, (23/7/2024).
Faisal mengatakan tantangan pertama datang dari pelemahan permintaan dan kondisi oversupply di China. Faisal mengatakan pertumbuhan ekonomi di China lebih lambat dari perkiraan, yakni hanya 4,7% pada kuartal II 2024. Selain itu, kata dia, permintaan domestik China juga turun, ditandai dengan lemahnya sektor penjualan ritel domestik.
"Pelemahan ekonomi ini juga terlihat dari inflasi China yang sangat rendah, inflasi di bawah 1%, terakhir bahkan 0,2%," kata dia.
Faisal menilai pelemahan ekonomi China ini akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Sebab, selama ini China merupakan tujuan utama produk-produk asal Indonesia. Dengan terjadinya pelemahan di China, maka akan berpengaruh pada kinerja ekspor di Indonesia.
Faisal mengatakan faktor kedua yang patut diwaspadai adalah pelemahan ekonomi di Amerika Serikat. Sama dengan China, Amerika merupakan negara utama tujuan ekspor Indonesia. Data terakhir menunjukkan pertumbuhan ekonomi di China pada kuartal II mulai melambat.
Di satu sisi, perlambatan ekonomi ini baik untuk nilai tukar rupiah, karena akan berujung pada turunnya inflasi dan pemangkasan suku bunga The Fed. Namun, di sisi lain pelemahan ekonomi AS akan berpengaruh pada permintaan ekspor dari RI.
"Amerika ini tujuan ekspor yang besar untuk Indonesia," kata dia.
Faktor ketiga yang menurut Faisal perlu diwaspadai adalah penurunan harga komoditas andalan Indonesia. Dia mengatakan pelemahan harga komoditas di pasar global telah mempengaruhi kinerja ekspor. Dia mencatat ekspor RI selama semester I 2024 mengalami perlambatan. Pada kuartal II 2024, bahkan ekspor terkontraksi hingga 3,5%.
Faisal menilai melemahnya ekspor Indonesia ini disebabkan oleh ketergantungan Indonesia yang terlampau besar kepada China. Ketika ekonomi China melambat, maka ekspor Indonesia juga akan sangat terpengaruh.
Dia melanjutkan pada semester II 2024 pemerintah juga perlu memperhatikan kemungkinan penguatan harga energi dan ancaman inflasi yang menyertainya. Kelima, banjir impor dari China yang mengalami kelebihan suplai juga patut diwaspadai, sebab dapat menyebabkan defisit perdagangan dengan negara itu akan melebar.
Terakhir, Faisal memperingatkan bahwa konsumsi rumah tangga pada semester II mendatang bisa saja melambat. Hal ini disebabkan faktor musiman pendorong konsumsi seperti Pemilu dan Ramadhan yang sudah terjadi pada semester I 2024 kemarin.
"Kita lihat di berbagai jenis penjualan barang terjadi pelemahan, misalnya suku cadang, BBM, makanan dan minuman, perlengkapan rumah tangga, ini bisa kita lihat terjadi setelah Pemilu dan Ramadhan," kata dia.
(rsa/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! RI Diramal Sukses Lewati China & AS Tahun Ini