Internasional

Kronologi Serangan-Ledakan Dahsyat di Jantung Israel, Ini Penyebabnya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 July 2024 15:30
Suasana pasca ledakan di Tel-Aviv, Israel, Jumat (19/7/2024). (REUTERS/Ricardo Moraes)
Foto: Suasana pasca ledakan di Tel-Aviv, Israel, Jumat (19/7/2024). (REUTERS/Ricardo Moraes)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wilayah Israel kembali diserang. Sebuah ledakan keras telah terjadi di sudut Jalan Ben Yehuda dan Shalom Aleichem di Tel Aviv, Israel pada Jumat (19/7/2024) dini hari waktu setempat.

Menurut laporan warga yang tinggal di sekitar lokasi, ledakan tersebut menghancurkan benda-benda di rumah mereka.

Akibat ledakan tersebut, mengutip laporan Maariv, tujuh orang dilarikan ke rumah sakit dengan luka ringan. Sementara itu, laporan lainnya menyebut satu orang tewas dan empat orang luka-luka akibat serangan ini.

Seorang pria berusia 37 tahun dan seorang wanita berusia 25 tahun mengalami luka ringan. Mereka dalam kondisi sadar sepenuhnya dan dibawa ke Rumah Sakit Ichilov dengan luka akibat pecahan di anggota tubuh dan bahu. Selain itu, korban rang lainnya dirawat di lokasi kejadian karena mengalami syok.

Menurut keterangan polisi Israel, mereka menerima ratusan laporan sekitar pukul 03.00 pagi mengenai "ledakan kuat". Ledakan itu menghantam sebuah gedung di jalan dekat gedung Kedutaan Besar AS di Israel, membuat jendela-jendela pecah.

"Selama penggeledahan, seorang pria berusia lima puluhan ditemukan tewas di apartemennya dengan luka-luka akibat pecahan peluru," kata polisi.

"Layanan medis darurat Magen David Adom mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka merawat seorang pria dan seorang wanita yang terluka di rumah mereka, dan dua lainnya terluka di jalan. Keempatnya dibawa ke rumah sakit dengan luka yang relatif ringan," katanya.

"Itu mungkin ledakan udara... Kami sangat beruntung," kata Peretz Amar, komandan polisi Tel Aviv, seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

Kepolisian, pemadam kebakaran, dan layanan penyelamatan segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Mereka melaporkan bahwa tidak ada kebakaran yang terjadi. Namun, sumber ledakan tersebut masih belum diketahui.

Pasca kejadian tersebut, juru bicara IDF mengumumkan ledakan itu disebabkan oleh "jatuhnya sasaran udara" yang "tidak memicu bunyi alarm". Investigasi lebih lanjut mengenai ledakan ini masih terus dilakukan oleh IDF.

Komando Home Front menyatakan bahwa tidak ada intrusi udara yang terdeteksi di wilayah pusat negara, sehingga tidak ada alarm yang dibunyikan. Insiden ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

"Beberapa waktu yang lalu, laporan diterima di markas polisi mengenai terdengarnya ledakan di sebuah gedung di Tel Aviv. Pasukan besar dari Polisi Distrik Tel Aviv dan insinyur polisi segera tiba di lokasi kejadian," kata kepolisian, dikutip Jerusalem Post.

Serangan dari Houthi

Tak beberapa lama dari insiden tersebut, Kelompok Houthi di Yaman mengatakan bertanggung jawab pada ledakan besar yang mengguncang Tel Aviv pada Jumat dini hari. Kelompok yang didukung Iran tersebut mengatakan telah mengirim pesawat tak berawak (drone) ke Israel.

"Pasukan UAV (drone) mereka menyerang salah satu target penting di wilayah pendudukan Jaffa, wilayah yang sekarang disebut Tel Aviv Israel," kata mereka dalam sebuah pernyataan dimuat AFP.

Beberapa jam setelah berita itu pertama kali tersiar, juru bicara militer Ansar Allah Yahya Saree mengatakan kelompok itu sedang mempersiapkan "pengumuman operasi militer kualitatif," meskipun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Namun, tak lama kemudian, Saree juga mengonfirmasi secara terbuka bahwa "operasi khusus tersebut, yang rinciannya akan diumumkan, menargetkan Tel Aviv di Palestina yang diduduki."

Ia kemudian mengungkapkan senjata yang digunakan dalam operasi tersebut adalah platform pesawat nirawak baru yang disebut "Yafa," yang kemungkinan merujuk ke kota pelabuhan kuno yang sekarang menjadi bagian dari Tel Aviv, dan mengklaim bahwa UAV tersebut "mampu melewati sistem intersepsi dan radar tidak dapat mendeteksinya."

Hal ini menjadi pukulan besar baru bagi Israel setelah kecolongan pada Oktober 2023. Hamas menyerang Negeri Zionis kala itu karena pendudukan yang selama ini dilakukan Israel di wilayah Palestina dan membuat pemerintahan PM Benjamin Netanyahu mengumumkan perang Gaza.

Kelompok Houthi sendiri dikenal telah melakukan puluhan serangan terhadap kapal-kapal Laut Merah. Ini juga dilakukan untuk menunjukkan dukungan bagi warga Palestina selama perang Gaza.

Selain Houthi, Israel juga bermasalah dengan Hizbullah. Kelompok milisi di Lebanon selatan tersebut kembali meluncurkan rentetan roket Katyusha ke Israel utara pada Rabu (17/7/2024).

Serangan ini dilakukan sebagai balasan atas serangan Israel pada Selasa (16/7/2024) yang menewaskan lima warga sipil, semuanya warga Suriah dan termasuk tiga anak-anak. Sedikitnya tiga warga sipil Lebanon tewas sehari sebelumnya, menurut media pemerintah dan sumber keamanan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Houthi Serang Israel! Tel Aviv Didrone, Picu Ledakan Dahsyat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular