
'Sihir' JD Vance, dari Sebut Trump Hitler hingga Jadi Cawapresnya
Trump resmi memperkenalkan JD Vance dan memilih wakil presiden-nya untuk maju di pemilu meski dulunya sebagai anti-Trump.

Pemilihan presiden Amerika Serikat semakin panas. Calon presiden dari Republik, Donald Trump, mengalami insiden penembakan Sabtu lalu, namun kini telah kembali muncul ke publik. Pada konvensi nasional Partai Republik di Milwaukee, Wisconsin, Trump secara resmi memperkenalkan wakil presiden pilihannya, JD Vance, seorang senator junior dari Ohio dan penulis memoar laris "Hillbilly Elegy". (AP Photo/Paul Sancya)

Hal ini menandai puncak evolusi politik Vance yang mengejutkan selama beberapa tahun terakhir. Lalu siapa Vance sebenarnya? Vance pertama kali naik daun pada tahun 2016. Ini setelah penerbitan "Hillbilly Elegy", yang memerinci masa kecilnya di Ohio barat daya dan kemudian masuk ke sekolah hukum Yale. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Buku ini diadaptasi menjadi film pada tahun 2020 yang dibintangi Glenn Close dan Amy Adams. Setelah kemenangan Trump dalam pemilihan presiden 2016, kisah Vance tentang keluarganya yang mengalami kemiskinan dan kecanduan narkoba dipandang oleh beberapa kritikus sebagai potret kehidupan orang Amerika yang memengaruhi hasil pemilihan tersebut. (AP Photo/Nam Y. Huh)

Ketika Trump menjabat, Vance menjadi suara konservatif yang sering dikutip, sering diminta menjelaskan pandangan politik presiden kepada pemirsa berita. Awalnya, Vance dipandang sebagai Republikan anti-Trump, menurut analisis CNN International, karena ia menyukai banyak cuitan yang sangat kritis terhadap Trump pada tahun 2016 dan 2017. (AP Photo/Paul Sancya)

Ia bahkan pernah terang-terangan mengejek Trump sebagai "Hitler-nya Amerika" dan "penipuan total". Namun nada itu berubah tajam ketika Vance memasuki pemilihan Senat tahun 2022 dan akhirnya memenangkan dukungan sang mantan presiden dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik yang ketat. (Mark Peterson/Pool via REUTERS/File Foto)

Setelah percobaan pembunuhan terhadap Trump pada hari Sabtu, Vance menuduh petahanan saat ini, Presiden Joe Biden, menghasut serangan tersebut. Ia menyebut pernyataan Biden membuat upaya pembunuhan terjadi. "Hari ini bukan hanya insiden terisolasi," tulis Vance di X. (REUTERS/Gaelen Morse/File Foto)

"Premis utama kampanye Biden adalah bahwa Presiden Donald Trump adalah seorang fasis otoriter yang harus dihentikan dengan segala cara. Retorika itu langsung menyebabkan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Trump," tambahnya. (AP Photo/Paul Sancya)