Dampak Penembakan Trump ke Pemilu AS, Ini Survey Terbarunya
Jakarta, CNBC Indonesia - Penembakan yang dialami calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump 13 Juli, diramalkan dapat membawa dampak bagi elektabilitasnya. Hal ini disampaikan seorang analis di Signum Global Advisors, Rob Casey.
Dalam paparannya, Casey menilai bahwa percobaan pembunuhan ini telah menyulut api semangat dan loyalitas para pendukung Trump. Di mata mereka, Trump sudah menjadi martir politik, setelah berjuang melalui puluhan tuntutan pidana selama dua tahun terakhir.
"Acara ini berpotensi meningkatkan dukungan mantan presiden Trump dengan menyoroti semangatnya, memotivasi pendukungnya, dan membangkitkan simpati," ujarnya dikutip Financial Times, dikutip Senin (15/7/2024).
Pasca insiden ini, sejumlah pihak mulai menyatakan dukungan untuk Trump. Salah satunya adalah CEO Tesla Elon Musk dan manajer hedge fund, miliarder Bill Ackman.
Pilihan Redaksi |
Dukungan juga mengalir dari rekan se-partai Trump. Marco Rubio, senator Partai Republik asal Florida dan kandidat calon wakil presiden Trump, mengatakan 'Tuhan melindungi' mantan presiden tersebut sementara Bernie Moreno, kandidat Senat AS dari Partai Republik di Ohio, menjuluki Trump sebagai 'legenda Amerika'.
Jenderal Keith Kellogg, seorang asisten keamanan nasional, juga mengatakan Trump telah melewati kecaman berkali-kali namun terus berniat untuk melawan. Penembakan ini, menurutnya, menunjukkan karakter sejati Trump.
"Ketika Presiden berdiri dengan darah bercucuran dan kepalan tangan teracung dan berkata 'bertarung', hal itu mengungkapkan keinginannya," tulis Kellogg di X.
Meski adanya aliran dukungan, Casey menyebut hal ini juga dapat menjadi angin segar bagi rival Trump yang juga petahana, Joe Biden. Menurutnya, pembicaraan terkait kecakapan Biden untuk kembali memimpin dapat ditutupi dengan adanya pemberitaan bagaimana dirinya menyikapi insiden ini.
"Insiden ini kemungkinan juga akan menguntungkan Presiden Biden dengan mengalihkan sebagian fokus dari kekhawatiran seputar usia dan ketajamannya, menghilangkan tekanan padanya untuk meninggalkan pencalonan, dan berpotensi semakin memperkuat keinginannya untuk menyelesaikan kampanye," jelas Casey.
Biden mengutuk penembakan tersebut dalam pidatonya di Delaware. Menurutnya, insiden yang dialami Trump ini merupakan simbol bahwa Amerika harus bersatu.
"Tidak ada tempat di Amerika untuk kekerasan seperti ini.Itu sakit. Itu sakit. Itu salah satu alasan mengapa kita harus mempersatukan negara ini," katanya dalam sambutannya yang disiarkan televisi.
Survei Terbaru
Sementara itu mengutip Politico, jajak pendapat nasional menunjukkan Biden masih bersaing ketat dengan Trump. Tiga jajak pendapat nasional baru dilakukan tetapi sebelum upaya pembunuhan terhadap Trump, dimuat Minggu pagi waktu AS.
Jajak pendapat yang dilakukan oleh NBC News, CBS News, dan Fox News. Trump masih unggul sejauh ini.
Dalam jajak pendapat NBC News, Trump memimpin Biden, 45% berbanding 43%. Trump juga memimpin 2 poin dalam survei terakhir NBC pada bulan April.
Jajak pendapat CBS News, yang menyurvei para pemilih di tujuh negara bagian utama yang menjadi "medan pertempuran Electoral College", menunjukkan Trump juga lebih unggul, dengan selisih 50% berbanding 48%. Hal ini serupa dengan minggu lalu, ketika Trump memimpin, 51% berbanding 48%.
Di survey Fox News Trump juga unggul meski hanya 1 poin dari Biden dalam persaingan "head-to-head" tingkat nasional, yaitu 49% berbanding 48%. Ini perubahan dari jajak pendapat sebelumnya, di mana Biden memimpin dengan selisih 2 poin pada pertengahan Juni.
(sef/sef)