
Resmi! Biden Buka Suara soal Penembakan Trump, Ini Reaksinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden buka suara secara resmi soal penembakan saingannya Donald Trump. Sabtu, 13 Juli waktu AS, Trump mengalami insiden penembakan saat tengah berkampanye di Philadephia.
Berbicara di Kantor Oval Gedung Putih, Biden meminta warga Amerika "menurunkan suhu" menyusul upaya percobaan pembunuhan itu. Sebelumnya, Trump sendiri menderita luka dibagian telinga karena kejadian ini dan segera diamankan Dinas Rahasia (Secret Service) AS sementara seorang warga tewas dan dua luka parah.
Saat berpidato Biden memulai dengan mengatakan kepada "sesama warga Amerika" tentang "perlunya kita menurunkan suhu dalam politik kita". "Penembakan kemarin pada kampanye umum Donald Trump di Pennsylvania menyerukan kita semua untuk mengambil langkah mundur," katanya dimuat AFP dan BBC, Minggu malam waktu AS atau Senin (15/7/2024) waktu RI.
Ia kemudian menyinggung soal tewasnya salah seorang warga Corey Comperatore. Dikatakannya bagaimana Corey adalah seorang suami, seorang ayah, seorang sukarelawan pemadam kebakaran dan seorang pahlawan.
"Ia melindungi keluarganya dari peluru-peluru itu, tambahnya.
Setelahnya ia menekankan bagaimana kekerasan tidak akan pernah menjadi jawaban dari politik di AS. Menurutnya tak ada tempat semacam itu, menyinggung pula penyerangan terhadap Kongres AS pada tanggal 6 Januari oleh pendukung Trump dan penyerangan lain ke mantan ketua DPR AS Nancy Pelosi.
"Di Amerika, kami menyelesaikan perbedaan kami melalui kotak suara, bukan dengan peluru," katanya.
"Kebencian tidak boleh memiliki pelabuhan yang aman. Di sini, di Amerika, kita harus keluar dari isolasi kita," tambahnya.
"Politik tidak boleh menjadi medan perang dan, amit-amit, menjadi medan pembunuhan. Tidak peduli seberapa kuat keyakinan kita, kita tidak boleh terjerumus ke dalam kekerasan," tegasnya.
Ia pun menyerukan kepada masyarakat untuk memperjuangkan demokrasi. Di mana "argumentasi dibuat dengan itikad baik" dan supremasi hukum dihormati.
"Demokrasi Amerika di mana kesopanan, martabat, dan keadilan tidak hanya sekedar gagasan kuno namun juga kenyataan yang hidup," katanya.
"Kita berhutang budi kepada mereka yang telah mendahului kita, kepada diri kita sendiri, kepada anak-anak dan cucu-cucu kita," tutupnya dalam pernyataan singkat itu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Disebut 'Dalang' Penembakan Trump, Kok Bisa?
