Internasional

Mengejutkan, 'Ladang Duit' Kartel Narkoba Terbongkar di Sini

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 July 2024 15:00
Seorang tentara memeriksa punggung seorang pria, memeriksa tato geng, selama operasi penghentian dan penggeledahan di Portoviejo, Ekuador, Kamis, 11 Januari 2024. Presiden Daniel Noboa pada Senin menetapkan keadaan darurat nasional karena gelombang kejahatan, sebuah tindakan yang memungkinkan pihak berwenang menangguhkan hak-hak masyarakat dan memobilisasi militer.  (AP Photo/Ariel Ochoa)
Foto: Ilustrasi penangkapan kartel narkoba (AP/Ariel Ochoa)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kartel Meksiko sering kali dikenal dengan bisnis narkobanya. Dengan mengelola produksi dan distribusi barang haram itu, bos kartel seringkali digambarkan sebagai sosok yang kaya raya dengan anak buah yang memiliki persenjataan mumpuni.

Namun, Kartel Meksiko sebenarnya juga memiliki bisnis lain di luar narkoba. Bahkan, banyak kartel baru yang berdiri justru awalnya tidak berada dalam bisnis obat-obat terlarang itu.

"Kartel narkoba telah mendiversifikasi operasi mereka sejak awal berdirinya. Banyak dari mereka berawal dari organisasi kriminal yang aktivitas utamanya bukan perdagangan narkoba," kata analis keamanan David Saucedo kepada USA Today, Kamis (11/7/2024).

Hal serupa juga disampaikan Badan Pemberantasan Narkoba (DEA) Amerika Serikat. Lembaga itu mengatakan kartel narkoba paling kuat, Sinaloa dan Jalisco New Generation (CJNG), terlibat dalam banyak usaha ilegal yang menghasilkan keuntungan.

"Kartel Sinaloa paling erat kaitannya dengan perdagangan narkoba, namun juga terlibat dalam pemerasan, pencurian minyak bumi dan bijih besi, perdagangan senjata, penyelundupan migran, dan prostitusi," demikian dinyatakan dalam Penilaian Ancaman Narkoba Nasional tahun 2024.

Lalu apa saja bisnis non narkotika yang sering dijalani oleh Kartel Meksiko? Berikut daftarnya:

BBM

Pencurian bahan bakar, yang dikenal sebagai huachicoleo di Meksiko, merupakan aktivitas yang sangat menguntungkan bagi kelompok kejahatan terorganisir. Dalam sembilan bulan pertama tahun 2022, perusahaan minyak milik negara Meksiko, Pemex, mengalami kerugian sebesar US$ 730 juta (Rp 11,8 triliun) akibat pencurian pipa ilegal.

Kartel di Meksiko telah mengembangkan pendekatan canggih terhadap pencurian bahan bakar, yang melibatkan korupsi, presisi, dan kekerasan. Hal ini mencakup taktik seperti menyuap karyawan Pemex dan pejabat lokal untuk mendapatkan informasi, mengebor pipa ilegal ke dalam jaringan pipa, dan menggunakan truk tanker yang dimodifikasi untuk mengangkut bahan bakar curian untuk didistribusikan ke jaringan pasar gelap.

Beberapa kartel terlibat dalam kegiatan kriminal ini. Misalnya, Kartel Santa Rosa de Lima, yang dipimpin oleh Jose Antonio Yepez, juga dikenal sebagai El Marro, membangun dominasinya melalui pencurian bahan bakar sebelum terlibat dalam perdagangan narkoba.

Selain itu, CJNG dan Kartel Teluk juga terkait dengan pencurian bahan bakar, yang mendukung aktivitas kriminal mereka.

Alpukat

Industri alpukat Meksiko juga menjadi salah satu target utama kartel narkoba. Alpukat dikenal sebagai "emas hijau" di Meksiko, dan negara itu telah menjadi produsen buah alpukat terbesar di dunia.

Namun seiring dengan meningkatnya kekayaan para petani, mereka menghadapi ancaman yang semakin besar dari kartel narkoba yang mencari bagian dari keuntungan.

Di Michoacán, satu-satunya negara bagian yang berwenang mengekspor alpukat ke Amerika Serikat, CJNG dan geng lokal menuntut pembayaran dari petani, yang sering disebut sebagai "biaya perlindungan".

Biaya ini berkisar antara US$135 (Rp 2,2 juta) hingga US$ 500 (Rp 8,1 juta) per hektar per bulan, tergantung pada ukuran lahan pertanian dan tingkat ancaman yang dirasakan.

Proses pemerasan dimulai dengan kartel mengidentifikasi dan menargetkan pertanian yang menguntungkan. Anggota kartel bersenjata kemudian mendekati para petani, mengeluarkan ancaman kekerasan atau kerusakan properti jika para petani menolak untuk mematuhinya.

Pada bulan Februari 2022, Washington menangguhkan impor alpukat dari Meksiko setelah seorang pejabatnya menerima ancaman pembunuhan saat bekerja di Uruapan. Impor dilanjutkan seminggu kemudian menyusul langkah-langkah keamanan baru yang diterapkan oleh pemerintah Meksiko di wilayah tersebut.

Dua tahun kemudian, penduduk setempat mengatakan situasinya tidak banyak berubah, dan petani alpukat terus berurusan dengan organisasi kriminal di daerah tersebut.

Tortilla

Rata-rata orang Meksiko mengonsumsi sekitar 70 kilogram tortilla setiap tahunnya. Ini adalah makanan pokok dalam masakan Meksiko, dan itulah sebabnya kartel memutuskan untuk mengambil keuntungan darinya.

Menurut Dewan Tortilla Nasional, dalam sebuah wawancara dengan The Washington Post, dari lebih dari 130.000 tortilla di Meksiko terdampak oleh adanya pemerasan oleh kelompok bersenjata itu.

Homero López García, presiden organisasi tersebut, mengatakan kepada El Sol de México bahwa perusahaan harus membayar antara US$ 135 (Rp 2,2 juta) dan US$ 190 (Rp 3,1 juta) setiap minggu kepada beberapa kelompok kriminal agar dapat terus beroperasi.

"Begini, tidak ada yang mengejutkan saya lagi. Mungkin itu adalah sikap saya yang agak tidak sensitif dan sinis, tetapi kenyataannya saya tetap terbuka terhadap segala kemungkinan dalam hal ini," tambah Saucedo.

Ayam

Dalam video yang diunggah di media sosial dua hari menjelang Natal 2023, sekelompok bersenjata terlihat tiba di sebuah toko unggas di Toluca, Meksiko, menculik empat pekerja dan memasukkan mereka ke dalam mobil van berwarna putih.

Kantor kejaksaan negara bagian Meksiko mengatakan para korban adalah pengecer yang terpaksa membeli ayam di beberapa perusahaan. Demikian pula, mereka harus membayar biaya sebesar US$ 2,50 (Rp 40 ribu) per kilo sebagai imbalan agar tidak dibunuh oleh kartel Familia Michoacana.

Kantor kejaksaan negara mengatakan pada tahun 2023 saja, mereka menerima 4.010 pengaduan atas kejahatan ini. Dari jumlah itu, hanya satu dari empat pengaduan yang dilakukan secara langsung, dan sisanya dilakukan secara tidak langsung melalui panggilan telepon, media sosial, dan email.

"Tiga bulan kemudian, empat pekerja yang diculik pada bulan Desember ditemukan hidup, dan empat pelaku ditahan, namun mereka yang berada di balik penculikan tersebut masih berkeliaran dan pemerasan terhadap penjual unggas terus berlanjut," kata para pejabat.

Pengamanan

Cobro de piso, yaitu biaya yang dibebankan kartel kepada pemilik usaha sebagai imbalan atas "perlindungan", telah menjadi masalah utama bagi para pedagang di Mexico City.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerasan meningkat. Tergantung pada wilayahnya, beberapa perusahaan akan menerima telepon, email, atau kunjungan langsung dari orang-orang bersenjata yang meminta bayaran dari kartel.

Presiden Kamar Dagang Mexico City, Jose de Jesus Rodriguez, mengatakan kelompok usaha pertama yang terkena dampak dari biaya ini adalah restoran, diikuti oleh toko serba ada di urutan kedua, dan kemudian toko perhiasan di urutan ketiga.

"Mereka telah mencobanya beberapa kali, melalui telepon," kata pemilik restoran Israel Zavala kepada media Meksiko. "Kepercayaan terhadap pihak berwenang tidak terlalu tinggi; pengaduan telah diajukan, namun tidak dilanjutkan."

Di Mexico City, terdapat banyak organisasi kriminal yang terlibat dalam aktivitas seperti pengedaran narkoba, namun juga mengenakan biaya pemerasan kepada pemilik usaha kecil seperti toko tortilla, pedagang kaki lima, dan supir taksi.

"Karena Mexico City adalah daerah padat penduduk, dan kita mempunyai perekonomian informal yang sangat besar, sayangnya banyak orang yang rentan untuk membayar uang perlindungan. Akibatnya, ini merupakan kegiatan yang menguntungkan bagi mafia lokal," ungkap Saucedo lagi.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Tangkap Bos Kartel Sinaloa Meksiko "El Mayo" dan anak "El Chapo"

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular