'Perang' Eropa vs China Makin Panas, Ini Balas Dendam Baru Xi Jinping
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China memulai penyelidikan formal terhadap praktik-praktik perdagangan Uni Eropa (UE), Rabu (10/7/2024). Ini terjadi setelah blok negara Eropa itu menerapkan tarif tinggi terhadap produk ramah lingkungan buatan China.
Kementerian Perdagangan China mengatakan pihaknya akan melakukan penyelidikan hambatan perdagangan dan investasi yang diduga dilakukan UE. Penyelidikan tersebut menyusul keluhan yang dibuat oleh kamar dagang nasional yang mengimpor dan mengekspor mesin dan elektronik.
"Keluhan tersebut terutama berkaitan dengan produk-produk seperti lokomotif kereta api, fotovoltaik, tenaga angin dan peralatan inspeksi keamanan," kata lembaga itu dikutip AFP.
"Penyelidikan tersebut akan memeriksa tinjauan awal, investigasi mendalam, dan inspeksi mendadak UE terhadap perusahaan-perusahaan China," tambahnya.
Ketegangan perdagangan antara Beijing dan Brussels telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir. UE menargetkan dukungan pemerintah China berupa subsidi pada sektor energi terbarukan, khususnya sektor kendaraan listrik (EV).
Genderang perang dagang di bidang perdagangan EV ini sendiri terjadi setelah tiga pabrikan China, BYD, SAIC, dan Geely, menolak untuk bekerja sama dalam penyelidikan perdagangan Eropa. Brussels menuding ketiganya disubsidi negara sehingga membuat membuat pabrikan Benua Biru kalah saing di wilayahnya sendiri.
Hal ini akhirnya membuat UE mengenakan bea tambahan sementara hingga 38% terhadap impor kendaraan listrik asal China. Beijing menolak temuan penyelidikan tersebut dan mengatakan pihaknya akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi hak-hak perusahaannya.
Produsen mobil terbesar di Eropa, Volkswagen, juga membuka bahan diskusi baru dengan cepat mengkritik keputusan ini. Mereka berdalih hal ini dapat memicu serangan balik dari China, yang menjadi salah satu pasar terbesar pabrikan itu.
"Dampak negatif dari keputusan ini lebih besar daripada manfaatnya bagi industri otomotif Eropa dan khususnya Jerman," kata juru bicara Volkswagen dalam sebuah pernyataan.
Selain EV, Brussels juga sempat membuka penyelidikan serupa yang menargetkan anak perusahaan raksasa kereta api China CRRC. Investigasi tersebut ditutup setelah anak perusahaan tersebut menarik diri dari tender di Bulgaria untuk memasok kereta listrik.
Penyelidikan lainnya juga menargetkan produsen panel surya milik China yang ingin membangun dan mengoperasikan taman fotovoltaik di Rumania. Diketahui, pabrik itu sebagian dibiayai oleh dana Eropa.
(sef/sef)