
Pengusaha Makanan 'Pusing'! Dolar Kian Mahal Bikin Biaya Produksi Naik
Jakarta, CNBC Indonesia- Pengusaha Makanan dan minuman turut mengkhawatirkan kondisi nilai tukar Rupiah yang belum beranjak dari level di atas Rp16.000 per Dolar AS di tengah berlanjutnya era suku bunga tinggi.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan sebagai industri yang masih mengandalkan bahan baku dan bahan penolong impor serta banyak bertransaksi dengan menggunakan Dolar AS, industri Mamin cukup kesulitan bertahan menghadapi pelemahan Rupiah.
Depresiasi Rupiah yang sudah mencapai 7% sejak awal tahun 2024 disebut Adhi akan mempengaruhi biaya pokok produksi sehingga jika hal ini berlangsung lama maka kenaikan harga jual akan menjadi pertimbangan pengusaha.
Di sisi lain gangguan logistik internasional juga menjadi hambatan lain industri Mamin. Guna menghadapi kondisi ini pengusaha terus mengupayakan efisiensi dan mencari alternatif bahan baku yang lebih terjangkau.
Seperti apa dampak dan upaya sektor Mamin menghadapi pelemahan Rupiah hingga gangguan logistik? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman dalam Squawk Box,CNBCIndonesia (Rabu, 10/07/2024)
-
1.
-
2.
-
3.