
Efek Rupiah Melemah, Pengusaha Harap Tak Ada Aturan Yang 'Membebani'
Jakarta, CNBC Indonesia- Industri Makanan dan Minuman (Mamin) yang masih mengandalkan bahan baku dan bahan penolong impor disebut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman turut merasakan dampak pelemahan nilai tukar Rupiah yang masih berada dikisaran Rp16.200 per Dolar AS.
Adhi mengatakan pelemahan nilai tukar yang sudah terjadi sekitar 7% sejak awal tahun 2024 telah menyebabkan kenaikan bahan pokok produksi sekitar 4% dan berimbas 3-5% terhadap harga jual. Kondisi ini tentu saja akan menggerus profit perusahaan, sehingga menaikkan harga jual tengah menjadi pertimbangan meski langkah ini dikhawatirkan menggerus daya beli.
Kerentanan daya tahan industri Mamin terhadap efek pelemahan nilai tukar ini paling terasa di UMKM atau industri kecil sehingga kenaikan harga mungkin sudah terjadi.
GAPMMI berharap pemerintah dan otoritas terus mendorong penguatan Rupiah dengan terus memastikan daya beli masyarakat melalui bansos. Selain itu kebijakan pemerintah juga diharapkan memperhatikan dampaknya pada kenaikan beban produksi seperti bea masuk.
Seperti apa efek pelemahan Rupiah ke Industri Mamin? apa yang diharapkan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah? Selengkapnya simak dialog Syarifah Rahma dengan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman dalam Squawk Box,CNBCIndonesia (Rabu, 10/07/2024)

-
1.
-
2.
-
3.