Cerita Menperin Harus Lawan Kekuatan Besar Demi Gas Murah Industri
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, upaya memperpanjang harga gas bumi tertentu (HGBT) bagi industri di dalam negeri memerlukan perlawanan tak mudah. Karena mendapat penolakan dari pihak-pihak tertentu.
"2 tahun kami berjuang tidak mudah karena yang kita hadapi adalah orang-orang yang sama yang kita hadapi dalam memperjuangkan HGBT. Tapi Alhamdulillah kami berita baik. Bapak Presiden dalam Ratas kemarin menyetujui pembentukan RPP gas bumi untuk kebutuhan domestik untuk kebutuhan dalam negeri," kata Agus pada acara Sosialisasi Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2024 tentang Perwilayahan Industri di Kantor Kemenperin, Selasa (3/9/2024).
Meski ada hadangan, namun pemerintah sudah menyetujui program HGBT terus berjalan.
"Ini adalah komponen yang sangat berat yang kita hadapi. Kekuatan yang sangat besar untuk membendung program HGBT, untuk tidak mensukseskan program HGBT. Kami dari Kemenperin tidak akan menyerah," kata Agus.
Diketahui, 7 sektor yakni industri penerima HGBT saat ini antara lain yakni pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, hingga sarung tangan karet. Adapun, program HGBT yang tetap dilanjutkan itu dengan mematok harga gas bumi sebesar US$ 6 per juta per British Thermal Unit (MMBTU).
"Bukan hanya menyetujui perpanjangan program HGBT, namun juga untuk penambahan sektor-sektor di luar 7 sektor itu harus dikaji lebih dalam lagi," sebut Agus.
Presiden Jokowi sudah menyetujui kajian perluasan penerima program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau harga gas 'murah' US$ 6 per MMBTU untuk industri. Hal tersebut menyusul disetujuinya perpanjangan program HGBT untuk 7 sektor industri.
(dce)