
Kaltim Punya Smelter Nikel Rp 30 Triliun, Ada Buat Pabrik Baterai

Jakarta, CNBC Indonesia - Smelter nikel milik PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) diketahui merupakan pabrik smelter nikel yang pertama berdiri di Kalimantan Timur (Kaltim). Adapun nilai investasi dari proyek smelter nikel tersebut mencapai Rp 30 triliun.
Direktur Utama PT Nityasa Prima sebagai konsorsium PT KFI Ferro Industry Muhammad Ardhi Soemargo menjelaskan smelter ini menggunakan teknologi RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace) tercanggih dengan 18 line smelter.
"Kami akan terus membangun sampai dengan 18 line tersebut bisa terealisasi. Yang seperti Pak Ketua sampaikan tadi Rp 30 triliun," kata Ardhi dalam RDPU bersama Komisi VII DPR, Senin (8/7/2024).
Lebih lanjut, Ardhi menjelaskan bahwa untuk saat ini, baru ada 2 line yang sudah bisa beroperasi dari 18 line smelter yang direncanakan untuk dibangun.
"Itu yang seperti yang Bapak lihat itu adalah line smelter. Yang kanan itu adalah baja dan yang hijau itu kami akan lakukan untuk industrial park, untuk baterai. Kira-kira seperti itu. Itu jalan yang akan kami lanjutkan," ujarnya.
Di sisi lain, Ardhi mengatakan bahwa keberadaan proyek smelter PT KFI telah memberikan multiplier effect di wilayah Kalimantan Timur. Terlebih proyek ini ditargetkan dapat menyerap setidaknya 10 ribu tenaga kerja lokal ke depannya.
"Hari ini kami membawahi 1400 orang yang bekerja, di 6 tahun ke depan ada 10 ribu pekerja mereka akan memberikan multiplier effect. Beberapa warung-warung dan juga harga tanah para spekulan sangat tinggi sekali," ujarnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng.. Pemerintah Larang Pembangunan Smelter Nikel Baru Jenis Ini
