Tanpa Ekonomi Hijau, RI Bisa Jadi Tumpukan Sampah & Kuburan Satwa

Rosseno, CNBC Indonesia
04 July 2024 09:16
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Suharso Monoarfa menyampaikan pemaparan saat pembukaan acara 2024 International Mayors Forum di Jakarta, Selasa (2/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Suharso Monoarfa menyampaikan pemaparan saat pembukaan acara 2024 International Mayors Forum di Jakarta, Selasa (2/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut upaya mendorong ekonomi ramah lingkungan atau ekonomi hijau merupakan keniscayaan.

Jika cita-cita ini tidak tercapai pada 2045 atau tahun ketika Indonesia menargetkan menjadi negara maju, maka akan ada tumpukan sampah yang menggunung dan punahnya tumbuhan, serta satwa langka di Indonesia.

Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan Indonesia, seperti negara lainnya, saat ini tengah mengalami triple planetary crisis. Tiga krisis berskala planet itu adalah perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan, serta hilangnya keanekaragaman hayati.

"Dampak perubahan iklim di Indonesia berpotensi menimbulkan kerugian ekonomi," kata Suharso dalam acara Green Economy Expo di Jakarta Convention Center, dikutip Kamis, (4/7/2024).

Suharso mengatakan dampak perubahan iklim ini diperkirakan menimbulkan kerugian ekonomi hingga Rp 544 triliun pada sekitar tahun 2020-2024. Perubahan iklim juga menyebabkan hilangnya sebagian wilayah daratan di Indonesia akibat naiknya permukaan laut.

Selain itu, Bappenas menyebut kerusakan lingkungan akibat sampah juga semakin parah. Bappenas memperkirakan produksi sampah domestik akan mencapai 82,2 juta ton per tahun di tahun 2045. Kondisi pengelolaan sampah akan mengalami kondisi darurat hingga tahun 2045.

"Pada 2028, semua tempat pemrosesan akhir sampah akan penuh jika kita tidak melakukan apapun," kata dia.

Dalam paparan Suharso juga disebutkan Bappenas memperkirakan deforestasi akan mencapai luas 2,47 juta hektar pada tahun 2045. Deforestasi ini akan berdampak pada meningkatnya ancaman kepunahan tumbuhan dan satwa liar, serta kehilangan manfaat ekosistem yang esensial.

Bappenas menyebut sebanyak 1.074 tumbuhan, 1.274 satwa liar dan 2 spesies fungi Indonesia tercatat dalam kategori terancam. "Ancaman kehilangan keanekaragaman hayati juga akan terus terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan ekosistem," kata Suharso.

Karena itu, Suharso mengatakan triple planetary crisis membuat Indonesia harus melakukan transformasi. Transformasi itu, kata dia, salah satunya di bidang perekonomian.

"Triple planetary crisis ini memaksa kita untuk melakukan transformasi, strategi transformasi itu telah disusun dalam rangka Rencana Jangka Panjang Nasional 2025-2045," kata dia.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda Kiamat Makin Nyata, Terlihat di Terumbu Karang RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular