RI Waspada! Produksi Beras Diramal Turun, Begini Tanda-Tanda Terbaru

Damiana, CNBC Indonesia
Selasa, 02/07/2024 13:47 WIB
Foto: Ilustrasi petani menanam padi. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi beras pada Januari-Agustus 2024 diprediksi bakal turun dibandingkan periode sama tahun 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan, produksi beras berpotensi turun 9,52% menjadi 21,39 juta ton dari posisi Januari-Agustus 2023.

Data proyeksi BPS menunjukkan, grafik proyeksi produksi beras nasional akan anjlok tajam di bulan Juni 2024, dari posisi bulan April-Mei 2024, yang merupakan periode puncak panen.

Produksi diperkirakan bakal naik lagi di bulan Juli hingga Agustus 2024.


Potensi produksi beras nasional ditaksir mencapai 2,02 juta ton di bulan Juni, lalu naik ke 2,19 juta ton di bulan Juli, dan naik lagi ke 2,67 juta ton di bulan Agustus 2024. Pada tahun 2023, produksi beras bulan Juni tercatat sebanyak 2,79 juta ton, lalu turun ke 2,48 juta ton di Juli, dan naik ke 2,52 juta ton pada bulan Agustus.

Proyeksi tersebut hasil amatan BPS dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA), amatan bulan Mei 2024.

"KSA itu mampu melihat fase tumbuh dan potensi terjadi panen pada Juni, Juli, dan Agustus. Ada beberapa sentral, beberapa kabupaten/ kota, untuk dapat dilakukan penyerapan terutama oleh teman-teman Perum Bulog," kata Plh. Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Habibullah dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Selasa (2/7/2024).

Harga Bergerak Naik

Sementara itu, dalam rilis inflasi pada 1 Juli 2024, BPS menyebut terjadi kenaikan harga beras di tingkat eceran secara bulanan (month to month/ m to m). Terpantau, harga beras kembali bergerak naik setelah sempat melandai di bulan Mei 2024. Kenaikan harga juga terjadi pada gabah petani dan penjualan beras di tingkat grosir.

Harga rata-rata gabah di tingkat petani pada bulan Juni 2024 naik sebesar 5,64% secara bulanan dan 11,34% secara tahunan (year on year/ yoy). Harga ini adalah untuk gabah kering panen (GKP).

Sementara harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani juga mengalami kenaikan 2,75% secara bulanan dan 8,17% secara tahunan.

Untuk harga beras, BPS mencatat, harga di tingkat penggilingan naik 0,80% secara bulanan dan 11,93% secara tahunan.

Mengacu pada data BPS, terlihat harga rata-rata beras dan gabah sejak awal tahun 2024, setelah terus menanjak mulai tahun 2022, mencapai puncak tertinggi di bulan Februari 2024 untuk harga gabah di tingkat petani dan di bulan Maret 2024 untuk harga beras di penggilingan, grosir, eceran.

Kemudian, harga gabah di tingkat petani, maupun beras di tingkat penggilingan, grosir dan eceran, perlahan melandai. Harga gabah terendah di tingkat petani terjadi di bulan April 2024, lalu kemudian bergerak naik mulai bulan Mei 2024.

Begitu pula harga rata-rata beras di penggilingan, grosir, dan eceran terus melandai dan mencapai level terendah di bulan Mei 2024, lalu menanjak lagi mulai bulan Juni 2024.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Beras di Jepang 'Meroket', Memicu Inflasi Inti