
Kurs Anjlok Bikin Harga BBM Tetangga RI Naik Sampai Rp 33.000/ Liter

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah perlu mewaspadai kondisi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan peningkatan harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang terjadi saat ini. Sebab, hal itu akan berdampak langsung terhadap meningkatnya biaya pengadaan energi di dalam negeri.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, dampak pelemahan nilai tukar terhadap harga energi, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM), tidak hanya dialami oleh Indonesia namun hampir semua negara.
Bahkan, harga di salah satu negara terpantau untuk BBM dengan jenis RON 95 sudah tembus Rp 33.850 per liter.
"Sebagai gambaran, rata-rata harga BBM untuk jenis bensin RON 95 selama Januari-Juni 2024 dari sejumlah negara seperti Singapura, Filipina, Thailand, Laos, dan Vietnam masing-masing adalah Rp 33.850/liter, Rp 19.302/liter, Rp 16.850/liter, Rp 23.650/liter, dan Rp 15.033/liter," kata Komaidi dalam laporan kajian ReforMiner Institute, Jumat (28/6/2024).
Menurut dia, kebijakan harga yang kurang proporsional dan terbatasnya anggaran subsidi berpotensi menimbulkan risiko ekonomi dan sosial
yang besar akibat terganggunya keberlanjutan pasokan BBM di dalam negeri.
"Meskipun kemungkinan akan menjadi opsi kebijakan yang cukup logis, pemerintah perlu mengantisipasi potensi risiko yang dapat ditimbulkan dari kebijakan penyesuaian harga BBM," katanya.
Berdasarkan simulasi keterkaitan antara biaya pengadaan BBM dengan harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah, ditemukan bahwa setiap peningkatan harga minyak mentah sebesar US$ 1 per barel akan meningkatkan biaya pengadaan BBM sekitar Rp 150 per liter.
Sementara, setiap pelemahan rupiah sebesar Rp 100 per US$, akan meningkatkan biaya pengadaan BBM sekitar Rp 100 per liter.
"Berdasarkan data, rata-rata realisasi kurs tengah Bank Indonesia selama 1 Januari hingga 26 Juni 2024 adalah Rp 15.892 per US$ atau lebih tinggi Rp 892 per US$ dibandingkan asumsi APBN 2024," kata dia.
Adapun, jika mengacu pada hasil simulasi di atas, pelemahan rupiah tersebut memberikan dampak terhadap meningkatnya biaya pengadaan BBM sekitar Rp 705 untuk setiap liternya.
"Peningkatan biaya pengadaan BBM akan lebih besar lagi jika memperhitungkan realisasi rata-rata ICP pada periode yang sama tercatat lebih tinggi dibandingkan asumsi APBN 2024," katanya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga BBM Non Subsidi di Juli Diperkirakan Naik, Ini Pemicunya
