Internasional

Perang Baru Arab di Depan Mata, Begini Kehancuran yang Dibuatnya

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Jumat, 28/06/2024 10:00 WIB
Foto: Hizbullah vs Israel (REUTERS/AYAL MARGOLIN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingginya intensitas baku tembak yang terjadi hampir setiap hari di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel utara memicu meningkatnya ancaman perang baru di wilayah tersebut.

"Perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah akan menjadi peristiwa yang membawa bencana bagi kawasan tersebut, termasuk Israel dan Lebanon," kata analis senior di firma konsultan Control Risks, Victor Tricaud mengutip CNBC International, Jumat (28/6/2024).


Tricaud pun menggambarkan skenario perang yang paling ekstrem jika kedua pihak masih saling menyerang. Ia menyebut akan ada invasi darat skala besar dan kampanye pengeboman udara terhadap Lebanon oleh Israel.

Selain itu ada pula pengeboman besar-besaran oleh Hizbullah dengan serangan langsung reguler terhadap infrastruktur sipil Israel. Bahkan kemungkinan keterlibatan langsung Iran, yang akan memiliki implikasi besar bagi ekonomi global.

Konflik sebesar ini akan mengakibatkan infrastruktur nasional di kedua belah pihak - seperti air, listrik, dan komunikasi- rusak berat atau hancur. Rumah dan target militer juga bisa porak-poranda.

"Namun untuk saat ini, ini masih merupakan skenario yang relatif jauh," kata Tricaud, merujuk banyak langkah eskalasi lain yang mungkin terjadi sebelum konfrontasi mencapai tingkat intensitas seperti itu.

Sementara itu, para pemimpin di kedua belah pihak mengatakan mereka tidak menginginkan perang habis-habisan. Serangan balasan mereka selama beberapa bulan terakhir, meskipun terkadang mematikan, secara umum masih dipandang sebagai sesuatu yang diperhitungkan dengan cermat untuk menghindari eskalasi besar.

Perlu diketahui, Lebanon sendiri kini berada di tengah krisis ekonomi dan politik. Infrastrukturnya sama sekali tidak siap untuk perang baru.

Serangan besar Israel ke negara itu akan menjadi bencana besar, khususnya di selatan Lebanon, yang menjadi benteng utama Hizbullah. Ini akan menimbulkan ancaman serius terhadap popularitas dan dukungan organisasi militan di sana.

"Saat ini, masing-masing pihak menganggap dapat 'mengajari' pihak lain bahwa mereka dapat menimbulkan penderitaan yang lebih besar dalam aturan keterlibatan yang diasumsikan dari pertarungan terbatas," kata seorang peneliti di Forum Kebijakan Israel, yang didedikasikan untuk memajukan hasil dua negara untuk konflik Israel-Palestina, Nimrod Novik.

"Namun, hanya diperlukan satu roket nyasar yang menyebabkan banyak korban dan musuh membalas dengan cara yang sama, agar keadaan menjadi tidak terkendali," tambahnya.

Sebelumnya, begitu besarnya bahaya perang yang meletus antara Israel dan Hizbullah, yang memiliki kekuatan tempur jauh lebih besar dan lebih bersenjata lengkap daripada Hamas, membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden minggu lalu mengirim salah satu pembantu utamanya, Amos Hochstein, ke Israel dan Lebanon. Hal ini untuk mendorong solusi.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa diplomasi sejauh ini merupakan cara terbaik untuk mencegah eskalasi lebih lanjut". Ia menekankan bahwa, pihaknya sedang mencari kesepakatan diplomatik yang memulihkan ketenangan abadi di perbatasan utara Israel dan memungkinkan warga sipil untuk kembali dengan aman ke rumah mereka di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon.

Dari data terakhir, dalam sembilan bulan terakhir, Hizbullah telah meluncurkan ribuan roket ke Israel dalam hampir sembilan bulan sejak Israel memulai perangnya melawan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza pada tanggal 7 Oktober. Roket yang ditembakkan dari Lebanon telah menewaskan 18 tentara Israel dan 10 warga sipil sementara penembakan Israel telah menewaskan sekitar 300 pejuang Hizbullah dan sekitar 80 warga sipil Lebanon.

Setidaknya 150.000 penduduk Lebanon selatan dan Israel utara telah dievakuasi dari rumah mereka. Penduduk mengungsi secara internal karena tembakan lintas perbatasan yang rutin.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Konflik Israel-Iran Memanas, Hizbullah Angkat Suara