
Harga BBM di Juli Bakal Naik? Ini Kata Airlangga

Gresik, CNBC Indonesia - Indonesia mengalami dua pukulan telak atau double hit yang dikhawatirkan bisa berdampak pada lonjakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya BBM non subsidi, pada Juli 2024.
Dua pukulan telak tersebut yaitu kenaikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang telah melampaui dari asumsi yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Realisasi ICP sudah sempat menyentuh US$ 86 per barel, di atas asumsi ICP US$ 82 per barel. Lalu, kurs juga masih melampaui Rp 16.400 per US$. Sementara asumsi kurs pada APBN tahun ini sebesar Rp 15.000 per US$.
Lantas, apakah artinya pemerintah takkan menahan harga jual BBM, khususnya non subsidi, pada Juli 2024 mendatang? Seperti diketahui, pemerintah sejak awal tahun menahan harga BBM non subsidi untuk tidak mengalami perubahan hingga Juni 2024.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto pun merespons pertanyaan tersebut. Airlangga mengatakan, pihaknya masih memonitor kondisi ini terlebih dahulu.
"Nanti kita monitor dulu," ungkapnya saat ditanyai wartawan usai peresmian smelter milik PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Kamis (27/6/2024).
Tapi, saat ditanya, apakah ada kemungkinan harga BBM ini naik di Juli 2024, dia menjawab, "Tidak, kalau naik sih tidak."
Sebelumnya, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto mengatakan, adanya dua pukulan telak tersebut bisa membuat harga BBM di Tanah Air meningkat pada bulan Juli mendatang.
"Ada istilah namanya double hit, bahwa kita terpukul di dua aspek, yakni harga crude juga naik atau yang kita tetapkan sebagai ICP, dan juga harga dolarnya juga naik," ungkap Sugeng kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, dikutip Rabu (26/6/2024).
Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro. Bahkan, Komaidi menyebut, ada tiga tanda yang berpotensi menaikkan harga BBM pada Juli 2024. Selain kurs dan ICP, dia juga menilai anjloknya produksi minyak mentah juga akan berdampak pada harga BBM di Tanah Air. Sebab, turunnya produksi minyak di dalam negeri bisa berdampak pada kenaikan impor minyak.
"Untuk harga BBM di bulan Juli (2024) kemungkinan ada penyesuaian cukup besar sebetulnya untuk yang non subsidi maupun subsidi. Tapi kalau yang subsidi dan tergantung dari anggaran pemerintah," jelasnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (27/6/2024).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menko Airlangga Buka-bukaan Situasi Ekonomi RI Terkini, Simak!
