Internasional

Sah! 'Orang Dekat' RI Resmi Jadi Bos NATO, Ini Sosoknya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
26 June 2024 19:20
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. (File Foto - AP Photo/Alastair Grant, File)
Foto: Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. (File Foto - AP/Alastair Grant)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte telah resmi terpilih sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) aliansi militer Barat, NATO, Rabu (26/6/2024). Hal ini terjadi setelah Rutte menerima persetujuan dari 32 negara anggota pakta pertahanan itu.

Rutte akan mengambil alih jabatan Sekjen dari Jens Stoltenberg pada 1 Oktober. Keterpilihan Rutte terjadi setelah penantangnya, Presiden Rumania Klaus Iohannis, mengundurkan diri.

"Mark Rutte adalah seorang transatlantik sejati, pemimpin yang kuat dan pembangun konsensus. Saya tahu saya akan meninggalkan NATO di tangan yang tepat," kata Stoltenberg di media sosial sebagaimana dikutip AFP.

Rutte mengatakan merupakan suatu kehormatan luar biasa untuk mengambil alih jabatan Stoltenberg setelah satu dekade kepemimpinannya di NATO berakhir. Menurutnya, jabatan ini merupakan sesuatu yang menantang, dengan perang masih terus berkecamuk antara Rusia dan Ukraina.

"Aliansi ini dan akan tetap menjadi landasan keamanan kolektif kita. Memimpin organisasi ini adalah tanggung jawab yang tidak saya anggap enteng," tulisnya secara online.

Rutte sebelumnya telah menjadi PM Belanda selama 14 tahun dan akan mengakhiri jabatannya pada beberapa minggu mendatang. Ia dipandang sebagai figur yang mampu membantu NATO melewati masa-masa sulit.

Penunjukannya disambut baik oleh para pemimpin aliansi itu, termasuk PM Inggris Rishi Sunak dan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Keduanya menilai Rutte sebagai pilihan yang baik untuk kebebasan dan keamanan.

Kedekatan Personal dengan Indonesia

Mark Rutte sendiri memiliki hubungan kekeluargaan dengan Indonesia. Hal ini dikarenakan ayahnya yang sempat tinggal dan bekerja di Jakarta.

Dalam laman Facebook Dutch Doku Channel, ayah Rutte bernama Izaäk Rutte dan ibunya bernama Hermina Cornelia Dilling. Izaäk merupakan salah satu direktur perusahaan Belanda, Jacobson Van den Berg & Co, di Indonesia.

Sebelum menikah dengan Hermina, Izaäk memiliki istri bernama Petronella Hermanna Dilling, yang tak lain merupakan saudari dari Hermina. Mereka tercatat tinggal di sebuah rumah di wilayah Tosari, Jakarta Pusat dan memiliki tiga orang anak.

Netherlands's Prime Minister Mark Rutte greets Indonesia's President Joko Widodo as he arrives for the G20 leaders' summit in Nusa Dua, Bali, Indonesia, November 15, 2022. REUTERS/Kevin Lamarque/PoolFoto: REUTERS/KEVIN LAMARQUE

Namun saat perang dunia pecah, Izaäk dan keluarganya harus mendekam menjadi tawanan perang atau interniran dan ditempatkan di sebuah kamp di wilayah Cideng. Dalam penahanan ini, Petronella wafat dan dikebumikan di Indonesia.

"Orang tua saya harus memulai dari awal lagi beberapa kali dalam hidup mereka. Ayah saya berada di kamp penjara Jepang selama Perang Dunia II. Dia telah kehilangan istrinya dan ketika dia kembali dia hanya membawa pakaian itu di punggungnya. Dia kemudian menikahi ibu saya, saudara perempuan dari istri pertamanya," kata Rutte dikutip The Indo Project.

Setelah perang berakhir, Izaäk pun menikah dengan Hermina dan kembali tinggal di Jakarta. Tetapi bermukimnya Izaäk dan keluarga hanya terjadi hingga tahun 1958 karena saat itu, Presiden Soekarno memerintahkan sejumlah ekspatriat untuk kembali ke negara asal.

"Kembali ke Belanda, mereka kembali harus memulai hidup dari awal. Ayah saya bekerja di sini di dealer mobil DAF," tambah Rutte.

"Orang tua saya selalu sangat membumi tentang apa yang mereka miliki. Mereka menanamkan dalam diri anak-anak mereka pesan bahwa penting untuk bekerja, tetap rendah hati, dan selalu ada untuk satu sama lain. Itulah yang mereka wariskan kepada saya."

Sikap Terkait Perang Rusia-Ukraina

Keterpilihannya terjadi saat NATO berada di ambang peperangan dengan Rusia pasca serangan Moskow ke Ukraina. Aliansi Barat itu telah mengecam manuver Kremlin itu dan terus memberikan bantuan kepada Kyiv.

Sebagai pendukung setia Ukraina, Rutte telah mempelopori upaya untuk memberikan jet tempur F-16 ke Kyiv untuk membantu memukul mundur Rusia. Dengan hal ini, Rutte dipandang perlu untuk terus menggelorakan semangat para anggota NATO dalam mendukung Ukraina, yang akhir-akhir ini dinilai mulai kendor.

"Sebagai pemimpin NATO, dia akan memainkan peran kunci dalam mengatur sekutu-sekutunya yang lelah untuk terus mendukung negara yang dilanda perang tersebut sambil mengambil tindakan tegas terhadap dorongan Kyiv untuk bergabung," tulis AFP.

Rutte juga memperoleh tantangan yang datang dari patron de facto NATO, Amerika Serikat (AS). AS diketahui akan menyelenggarakan pemilu pada November mendatang, dan bila kandidat Partai Republik, Donald Trump, menang, maka konstelasi perang Rusia-Ukraina akan terdampak.

Sebagai seorang mantan presiden, Trump dilaporkan mempertimbangkan untuk menarik negara adidaya militer tersebut keluar dari NATO pada masa jabatan pertamanya. Ia bahkan mendorong Moskow untuk menyerang negara-negara yang tidak mengeluarkan cukup dana untuk pertahanan.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Calon Kuat Bos NATO Ini Punya Kaitan Erat Keluarga dengan Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular