Internasional

16 Ekonom Pemenang Nobel Dunia Warning AS, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
26 June 2024 09:00
Warga beraktivitas saat gelombang panas melanda Washington, Amerika Serikat (AS), Rabu (19/6/2024). (REUTERS/Craig Hudson)
Foto: Warga beraktivitas di Washington, Amerika Serikat (AS), Rabu (19/6/2024). (REUTERS/Craig Hudson)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 16 ekonom yang memenangkan hadiah Nobel memperingatkan perekonomian Amerika Serikat (AS). Inflasi misalnya akan beresiko jika mantan Presiden Donald Trump kembali menjabat untuk masa jabatan kedua.

Hal ini disampaikan mereka melalui penandatangan surat bersama pada Selasa waktu setempat. Pemberitaan dipublikasikan pertama kali oleh laman Axios dan dikutip CNBC International.

"Meskipun masing-masing dari kita memiliki pandangan yang berbeda tentang berbagai kebijakan ekonomi, kita semua setuju bahwa agenda ekonomi Joe Biden jauh lebih unggul daripada Donald Trump," tulis para ekonom tersebut, dikutip Rabu (26/5/2024).

"Ada kekhawatiran yang wajar bahwa Donald Trump akan memicu kembali inflasi ini, dengan anggaran fiskalnya yang tidak bertanggung jawab," tulis sekelompok akademisi yang berhaluan progresif secara politik.

Trump sejauh ini telah mengusulkan untuk menjadikan pemotongan pajak permanen, mengenakan tarif universal pada semua impor, dengan tarif khusus China antara 60% dan 100%. Ia pun akan menekan Dewan Federal Reserve yang independen untuk memangkas suku bunga bank sentral The Fed.

Baik ekonom maupun analis Wall Street telah memperkirakan bahwa sebagian atau semua proposal tersebut dapat menaikkan kembali harga. Saat ini inflasi AS sendiri sedikit mendingin meski rentan beberapa bulan terakhir.

Joseph Stiglitz, yang memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 2001, menjadi memimpin yang menerbitkan surat pada Selasa tersebut. Para penandatangannya termasuk George Akerlof, Sir Angus Deaton, Claudia Goldin, Sir Oliver Hart, Eric Maskin, Daniel McFadden, Paul Milgrom, Roger Myerson, Edmund Phelps, Paul Romer, Alvin Roth, William Sharpe, Robert Shiller, Christopher Sims, dan Robert Wilson.

"Para peneliti nonpartisan, termasuk di Evercore, Allianz, Oxford Economics, dan Peterson Institute, memperkirakan bahwa jika Donald Trump berhasil melaksanakan agendanya, hal itu akan meningkatkan inflasi," tulis para ekonom tersebut.

Stiglitz mengatakan bahwa ia merasa perlu untuk memulai surat tersebut berdasarkan serangkaian jajak pendapat terbaru pemilu saat ini. Di mana  para pemilih mengatakan bahwa mereka lebih percaya kepada Trump daripada petahana saat ini Presiden Joe Biden untuk mengelola ekonomi AS.

"Banyak orang berpikir bahwa Trump akan lebih baik bagi perekonomian daripada Biden," kata Stiglitz dalam sebuah wawancara.

"Saya pikir penting bagi warga Amerika untuk mengetahui bahwa setidaknya ada sekelompok ekonom kredibel yang sangat berbeda pendapat," tegasnya.

Perilisan suara dilakukan beberapa hari sebelum Trump dan Biden dijadwalkan untuk berhadapan dalam debat presiden pertama pemilihan umum. Debat tersebut diharapkan akan mendedikasikan waktu yang signifikan untuk ekonomi dan khususnya, inflasi.

Sementara tim kampanye Trump dengan tegas menolak posisi para ekonom Nobel.

"Rakyat Amerika tidak perlu pemenang hadiah Nobel perdamaian yang tidak berguna untuk memberi tahu mereka presiden mana yang lebih banyak mengantongi uang," kata juru bicara kampanye Trump Karoline Leavitt dalam sebuah pernyataan.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bukti Kepercayaan Konsumen AS Memburuk di Juni 2025

Next Article Bye Resesi! Kabar Baik dari Ekonomi AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular