DPR Ungkap BBM Solar Punya Isu Serius, Ada Apa?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
25 June 2024 18:25
Jelang Idul Adha 2024, PT Pertamina Patra Niaga Siap Tambah Pasokan BBM Solar dan LPG. (Dok. PT Pertamina Patra Niaga)
Foto: Jelang Idul Adha 2024, PT Pertamina Patra Niaga Siap Tambah Pasokan BBM Solar dan LPG. (Dok. PT Pertamina Patra Niaga)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto menyebut penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar tengah mengalami persoalan yang cukup serius. Sebab, besaran subsidi BBM Solar saat ini sudah tak sesuai dengan harga keekonomian.

Menurut Sugeng, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia menjadi tantangan APBN. Mengingat, pelemahan rupiah berpotensi meningkatkan beban APBN terkait subsidi BBM.

"Solar ini juga sudah mengalami problem yang cukup serius, kenapa? subsidi Solar kita tetapkan antara Rp 1.000-3.000, tadi malah ditetapkan oleh pemerintah Rp 1.000 per liter, tampaknya sudah terlampau. Nah inilah juga yang terus-menerus kita hitung," kata Sugeng dalam acara Energy Corner, Selasa (25/6/2024).

Oleh sebab itu, Komisi VII DPR RI mengimbau kepada pemerintah agar dapat mengencangkan ikat pinggang, sehingga pembiayaan-pembiayaan yang tidak produktif dan tidak berpengaruh kepada masyarakat dapat dikaji ulang.

"Sebagaimana juga zaman dulu-dulu, misalnya proyek-proyek mercusuar dan sebagainya itu ditangguhkan, mengingat ini dalam waktu dekat ini sudah barang tentu implikasinya luar biasa," kata dia.

Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga meminta agar pemerintah mengkaji kembali besaran subsidi untuk jenis BBM Tertentu (JBT) atau Solar. Sebab, besaran subsidi Solar yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 1.000 per liter sudah tidak mencerminkan kondisi di lapangan.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menjelaskan harga jual BBM Solar bersubsidi di SPBU saat ini sebesar Rp 6.800 per liter. Adapun dengan subsidi sebesar Rp 1.000 per liter, biaya kompensasi yang nantinya ditanggung Pertamina sebelum diganti pemerintah yakni mencapai Rp 5.000 per liter.

"Kami ingin menyampaikan dan permohonan dukungan untuk melakukan peninjauan terhadap angka subsidi, di mana angka subsidi yang ada dalam formula besarannya adalah Rp 1.000 dan mohon kiranya bisa mendapat dukungan untuk dapat melakukan perhitungan ulang karena angka kompensasinya sendiri sudah mencapai Rp 5.000 per liternya," ujar Riva dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, dikutip Rabu (29/05/2024).

Riva mengakui melalui program subsidi tepat, permintaan BBM Solar bersubsidi bisa ditekan. Penyaluran BBM Solar bersubsidi pada 2024 diperkirakan mencapai 17,71 juta kilo liter (kl), lebih rendah dari kuota sebesar 17,80 juta kl.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nombok! Pertamina Minta Subsidi BBM Solar Dikaji Ulang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular