RI Bakal Dicari-cari Dunia Karena Simpan 'Harta Karun' Ini

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
25 June 2024 18:50
Pabrik Feronikel PT Halmahera Jaya Produksi (PT HJF) Harita Group kapasitas 800 ribu ton per tahun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. (CNBC Indonesia/Suhendra)
Foto: Pabrik Feronikel PT Halmahera Jaya Produksi (PT HJF) Harita Group kapasitas 800 ribu ton per tahun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. (CNBC Indonesia/Suhendra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia diramal akan menjadi negara yang di incar berbagai dunia untuk mendulang nikel. Utamanya sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Pasalnya, pasar nikel global diperkirakan berpotensi mengalami defisit dalam waktu 16 tahun ke depan. Berdasarkan bahan paparan MIND ID, produksi nikel global diperkirakan hanya mencapai 2 juta metrik ton pada 2040.

Sedangkan permintaannya pada periode tersebut diramal dapat mencapai 4 juta metrik ton. Artinya masih terdapat kekurangan pasokan sebesar 2 juta metrik ton pada periode tersebut.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo mengatakan pihaknya telah memiliki roadmap terkait pengelolaan mineral strategis dan kritis di Indonesia. Khususnya yang mempunyai kegunaan untuk mendongkrak perekonomian nasional.

Menurut dia, untuk saat ini pihaknya tidak ingin menguasai seluruh komoditas mineral strategis yang ada. Namun, MIND ID hanya akan fokus pada mineral yang mendukung pada ekosistem baterai kendaraan listrik.

"Kita gak mau mineral strategis semua kita kuasai, hanya yang penting dan mendukung ekosistem EV battery," kata dia dalam acara CNBC Indonesia MINDialogue" di Jakarta, dikutip Selasa (25/06/2024).

Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Bahkan, cadangan sumber daya alam di Indonesia menjadi yang terbesar di dunia.

Sebagai contohnya adalah nikel: harta karun milik Indonesia ini menjadi yang terbesar di dunia. Adapun secara keseluruhan, Indonesia menyumbang produksi nikel 40% di dunia.

Kementerian ESDM mencatat saat ini secara keseluruhan cadangan nikel baik jenis nikel kadar tinggi atau saprolit dan nikel kadar rendah atau limonit terkira sebesar 5,2 miliar ton.

Dari cadangan nikel yang terhitung mencapai 5 miliar ton tersebut, sebanyak 3,5 miliar ton merupakan cadangan bijih nikel kadar tinggi atau saprolit dan 1,5 miliar ton merupakan cadangan bijih nikel kadar rendah atau limonit.

Sumber cadangan nikel di Indonesia paling banyak tersimpan di wilayah Sulawesi. Adapun, Indonesia masih memiliki sumber daya nikel sekitar 17 miliar ton di luar green area yang belum dieksplorasi.

Selain itu, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalam booklet bertajuk "Peluang Investasi Nikel Indonesia", Indonesia disebut memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah ini merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni.

Data tersebut merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.

Sementara untuk bijih nikel, berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2020, total sumber daya bijih nikel mencapai 8,26 miliar ton dengan kadar 1%-2,5%, di mana kadar kurang dari 1,7% sebesar 4,33 miliar ton, dan kadar lebih dari 1,7% sebesar 3,93 miliar ton.

Adapun cadangan bijih nikel mencapai 3,65 miliar ton untuk kadar 1%-2,5%, di mana cadangan bijih nikel dengan kadar kurang dari 1,7% sebanyak 1,89 miliar ton dan bijih nikel dengan kadar di atas 1,7% sebesar 1,76 miliar ton.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Geger! Kisah Harta Karun Emas 960 Kg di Kramat, Jakarta Pusat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular