Sedih Banget! RI Ketergantungan Impor Bahan Baku Obat & Alat Kesehatan
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengakui bahwa Indonesia masih ketergantungan mengimpor bahan baku obat dan alat kesehatan (alkes).
Hal ini sebagaimana disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK, Budiono Subambang dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR RI hari ini, Senin (24/6/2024).
Budiono mengungkapkan, Indonesia masih ketergantungan impor bahan baku farmasi hingga mencapai 90%, dengan didominasi impor alat kesehatan sebesar 52%.
"Untuk meningkatkan kualitas dan ketersediaan obat-obatan serta alat kesehatan di dalam negeri, kita masih menghadapi tantangan besar terkait ketergantungan impor bahan baku farmasi, yang mencapai 90% dan dominasi impor alat kesehatan sebesar 52%," ujarnya.
Oleh karena itu, ia menilai perlu adanya penguatan dukungan dari industri kesehatan di dalam negeri, untuk mengurangi ketergantungan tersebut. Selain itu, dengan adanya peningkatan industri kesehatan di dalam negeri, menurutnya juga akan menghemat devisa negara yang hilang akibat banyak orang lari berobat ke luar negeri, senilai Rp180 triliun per tahun.
"Tentu rapat panja ini menjadi sangat penting bagi kami, karena kita akan menuju ke langkah-langkah strategis untuk memastikan bahwa obat-obat dan alat kesehatan yang beredar memenuhi standar keamanan dan mutu yang tinggi," kata Budiono.
Selain itu, dengan adanya penguatan industri kesehatan di dalam negeri juga akan membuka lapangan kerja baru, sekaligus mendukung kemandirian nasional dalam bidang kesehatan.
"Kita sadari bahwa ini perlu penguatan industri kesehatan dalam negeri. (Selain) untuk mengurangi ketergantungan tadi, ini (juga bisa) membuka lapangan kerja baru ya, (yang mana) bagi kami Kemenko PMK itu baik," pungkasnya.
(wur/wur)