MIND ID Gaet Perusahaan Global Gencarkan Rantai Pasok Mineral Kritis

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN pertambangan MIND ID telah menjalin kemitraan strategis dengan beberapa mitra global. Khususnya, dalam rantai pasok untuk pemanfaatan mineral kritis dan strategis.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan, untuk mengembangkan rantai pasok mineral kritis di Tanah Air, harus ada kolaborasi dengan beberapa perusahaan global.
Dengan adanya kolaborasi, maka menurutnya ini bisa memonetisasi hasil produksi dan pengolahan di dalam negeri secara optimal.
"Ini gak bisa sendiri, kita gak bisa bangun 1 smelter, RKEF ratusan, ratusan smelter, jangan-jangan harus kolaborasi karena proses panjang, kita harus sama-sama, market yang di luar kita coba untuk manage sama-sama, artinya bisa nih, or kita tolling ke sana, tolling ke tetangga lain, et the end jadi barang, sehingga semua alat produksi dan smelter bisa dimonetisasi dengan optimal dan bisa kompetitif," paparnya dalam acara CNBC Indonesia MINDialogue beberapa Waktu lalu.
Berdasarkan bahan paparan MIND ID, dikutip Senin (24/6/2024), setidaknya terdapat beberapa proyek kerja sama yang dikerjakan para anggota holding MIND ID dengan mitra strategis top dunia, berikut ulasannya:
1. Proyek kerja sama baterai kendaraan listrik dari hulu hingga hilir oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan IBC dengan dua mitra yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL), cucu usaha CATL, dan LG Energy Solution (LGES).
Dalam Proyek tersebut, Antam berperan sebagai seluruh pemasok bijih nikel sebanyak 16 juta ton per tahun. Bijih nikel tersebut nantinya akan diolah dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) menjadi feronikel dengan kapasitas 100 ribu ton per tahun dan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) menghasilkan produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) 50 ribu ton per tahun.
Lalu, dilanjutkan dengan produksi nikel sulfat sebesar 150 ribu ton per tahun dan precursor 220 ribu ton per tahun. Kemudian, dengan LGES akan memproduksi katoda baterai 42 ribu ton per tahun dan pada akhirnya bisa memproduksi sel baterai. Pada tahap awal, produksi baterai ditargetkan dapat mencapai 30 Giga Watt hour (GWh).
2. Tiga proyek smelter nikel baru oleh PT Vale Indonesia yang dikerjasamakan dengan beberapa mitra strategis. Pertama, smelter feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah yang dikerjasamakan dengan Taiyuan Iron & Steel (Group) Co Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co Ltd (Xinhai).
Dalam proyek tersebut, smelter di Bahodopi akan memproduksi produk feronikel (besi nikel) sebanyak 73.000 metrik ton per tahun.
Kedua, proyek smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa yang dikerjasamakan dengan Huayou Cobalt dan Ford Motor Co.
Setelah beroperasi, pabrik tersebut diperkirakan bisa menghasilkan 120 ribu ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.
Ketiga, proyek smelter di Sorowako bekerja sama dengan Huayou Cobalt Co dan SK On Co. Pabrik ini diperkirakan bisa menghasilkan 60 ribu ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.
3. Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat oleh Inalum dengan menggaet China Aluminium International Engineering Co Ltd (Chalieco), perusahaan aluminium China, sebagai kontraktor rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC). Produksi alumina ditargetkan mencapai 1-2 juta ton per tahun.
Lalu, ada pula untuk proyek smelter aluminium di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, oleh Inalum dengan partner potensial yakni Emirates Global Aluminium (EGA), perusahaan industri aluminium terbesar di Uni Emirat Arab (UEA). Adapun, jika sudah beroperasi, pabrik ini digadang-gadang bisa memproduksi 600 ribu-1,2 juta ton aluminium per tahun.
4. Proyek pengembangan mineral logam tanah jarang (LTJ) oleh PT Timah. PT Timah sendiri telah menggandeng Taza Metal Technologies, perusahaan asal Kazakhstan untuk pemanfaatan harta karun langka ini. Adapun progres kerja sama untuk proyek yang berlokasi di Bangka Barat tersebut saat ini masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! RI Punya Proyek Hilirisasi Bauksit-Aluminium Terintegrasi Pertama
