DPR Teriak Harga Rumput Laut Jatuh ke Rp 6.000/Kg, KKP Ungkap Faktanya

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Senin, 24/06/2024 16:05 WIB
Foto: Kampung budidaya rumput laut di Mamolo, Nunukan Selatan. (Instagram @kkpgoid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga rumput laut disebut anjlok hingga ke level Rp6.000 per kilogram (Kg) oleh Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevry Hanteru Sitorus, saat rapat kerja Komisi VI DPR dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kamis (13/6/2024) lalu. Yevry menyebut anjloknya harga rumput laut diduga karena efek rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menggencarkan hilirisasi rumput laut, yang kemudian pemerintah juga mewacanakan larangan ekspor rumput laut.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pun membantah pernyataan tersebut. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistyo mengatakan, turunnya harga rumput laut dipengaruhi oleh pasar. Di mana menurutnya penurunan ekonomi global juga berdampak pada komoditas rumput laut.

"Saat ini (tengah) terjadi penurunan harga, baik dari raw materialnya maupun produk olahannya, terutama karagenan. Ini tidak hanya dialami Indonesia, melainkan Chile, Filipina, hingga Peru. Dimana China yang selama ini sebagai importir terbesar, untuk harga raw material juga sedang mengalami penurunan," kata Budi kepada CNBC Indonesia, Senin (24/6/2024).


"Jadi tidak terkait dengan hilirisasi. Sebaliknya hilirisasi justru dilakukan sebagai langkah konkret KKP dalam peningkatan nilai tambah dan daya saing rumput laut dalam negeri," sambungnya.

Budi menjelaskan, pengembangan rumput laut dengan pendekatan hilirisasi yang dimulai dari sektor hulu (budidaya), pengolahan produk dasar menjadi produk olahan, hingga bahan formulasi justru menghasilkan produk turunan yang sangat beragam, baik produk pangan maupun non pangan.

"Dalam pengembangan rumput laut, hal terpenting adalah dengan penerapan teknologi yang tepat untuk menghasilkan produk yang berorientasi pada pasar dalam negeri, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan industri dalam negeri, serta ekspor," ujarnya.

Foto: Kampung budidaya rumput laut di Mamolo, Nunukan Selatan. (Instagram @kkpgoid)
Kampung budidaya rumput laut di Mamolo, Nunukan Selatan. (Instagram @kkpgoid)

Budi menyebut komoditas rumput laut merupakan bahan baku yang memproduksi biostimulant atau pupuk organik yang dapat membantu masalah subsidi pupuk dan ketahanan pangan.

"Belum lagi penggunaanya untuk biodegradable plastic yang dapat mengatasi masalah sampah plastic Indonesia. Bahan pangan, seperti pengganti gandum pada mie, yang dapat mengurangi impor gandum. Biofuel yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan masih banyak lagi," terang dia.

Untuk itu, Budi menilai hilirisasi rumput laut itu penting, karena terkait juga dengan diversifikasi produk, agar Indonesia bisa meminimalisir ekspor bahan baku mentah.

Meski demikian, Budi mengatakan pihaknya akan tetap berupaya dalam menjaga harga rumput laut di pasaran, agar tidak terjadi penurunan harga secara drastis atau harga anjlok, dengan cara mensosialisasikan dan menginisiasi sistem resi gudang (SRG) komoditas rumput laut.

"Saat ini kita bersama para pemangku kepentingan terus menyosialisasikan, menginisiasi sistem resi gudang (SRG) komoditas rumput laut. Ini penting agar para pembudidaya rumput laut mendapat pemahaman dan kesadaran terkait praktik-praktik terbaik dalam pasca panen, pengelolaan, pemasaran rumput laut serta manfaat dari sistem resi gudang, dalam meningkatkan nilai ekonomis dan keberlanjutan industri rumput laut," jelasnya.

Selain itu, lanjut Budi, SRG juga diharapkan bisa meminimalisir kesenjangan harga akibat adanya fluktuasi pasokan dan menjadi sarana untuk pengadaan rumput laut melalui penyaluran pembiayaan.

"Upaya lainnya yang juga kita dorong adalah diversifikasi produk dan pasar agar harga bisa lebih kompetitif," ucap Budi.

Lebih lanjut Budi mengungkapkan, harga rumput laut kering Indonesia ke pasar China beberapa waktu ini perlahan merangkak naik. Di mana berdasarkan data yang dimilikinya, harga ekspor rumput laut kering Indonesia ke China pada Desember 2023 sebesar Rp11.996 per kg, kemudian Januari 2024 naik ke Rp13.146 per kg, Februari naik lagi ke Rp14.625 per kg, dan Maret 2024 di level Rp14.954 per kg.

"Selain itu, ekspor produk olahan rumput laut seperti karagenan dan agar-agar secara volume mengalami peningkatan 43,6%," pungkasnya.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Kasus Raja Ampat, KKP Ubah Aturan Tambang di Pulau Kecil