
Peran dan Komitmen Swasta Dorong Program Hilirisasi Pemerintah

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan perekonomian nasional, salah satunya dengan mencanangkan program hilirisasi agar hasil tambang dapat diolah di dalam negeri, sehingga Indonesia memperoleh nilai tambah berkali-kali lipat.
Presiden Joko Widodo pun telah memerintahkan perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melakukan hilirisasi sektor pertambangan.
Hilirisasi yang dibangun pemerintah membawa lompatan besar bagi bangsa Indonesia, mengingat Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Khususnya di industri nikel. Hilirisasi pada nikel terbukti berkontribusi pada cadangan devisa Indonesia mencapai hampir US$ 139 miliar hingga Juli 2023.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga memastikan, Pemerintah Indonesia terus mendorong hilirisasi meskipun harus berhadapan dengan perlawanan dari dunia internasional, seperti Uni Eropa yang menggugat Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel.
Secara terpisah, Direktur Eksekutif Energy Watch, Daymas Arangga Radiandra sepakat bahwa hilirisasi pada dasarnya merupakan langkah konkret bahwa Indonesia sekarang sudah bisa mengolah sumber daya mineralnya sendiri, termasuk nikel. Dahulu Indonesia hanya menjual bahan mentah saja, sehingga kehilangan potensi memperoleh nilai tambahnya.
"Hilirisasi merupakan bentuk kedaulatan pengelolaan sumber daya alam yang bisa Indonesia lakukan," ungkap dia kepada CNBC Indonesia, Kamis (13/6/2024).
Dia juga menilai, hilirisasi nikel telah mendatangkan banyak dampak positif baik dari sisi ekonomi, sosial, dan teknologi. Dengan demikian, hilirisasi ini layak untuk dilanjutkan dan ditingkatkan. Sebab, semakin tinggi kemampuan Indonesia dalam mengolah sumber daya mineral hingga ke hilir, maka nilai tambah yang dihasilkan semakin besar.
Diharapkan pula hilirisasi yang dilakukan Indonesia tidak hanya berhenti pada produk komoditas nikel saja, melainkan juga komoditas mineral lainnya.
Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah mencatatkan kondisi perekonomian Sulawesi Tengah triwulan III-2023 dibanding triwulan III-2022 (yony) mengalami pertumbuhan sebesar 13,06% termasuk pertumbuhan industri pengolahan sebesar 27,99% serta pertambangan dan penggalian juga mengalami pertumbuhan sebesar 13,32%.
Capaian tersebut tak terlepas dari peran swasta dalam membangun ekosistem pekerjaan yang baik. Sebagai contoh, PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) membuka lapangan kerja di Morowali serta berkomitmen menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di industri hilirisasi nikel. Hal ini penting untuk dilakukan, mengingat pengolahan dan pemurnian bijih nikel melalui tiga tahapan yang melibatkan alat dan suhu tinggi, bahkan hingga ribuan derajat celcius.
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, PT GNI telah menyusun regulasi K3 yang sesuai dengan aturan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Regulasi ini mencakup berbagai aspek, seperti keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan lingkungan kerja.
Perusahaan juga secara berkala melakukan pelatihan dan sertifikasi izin operator (SIO) alat berat seperti Sertifikasi Izin Operator (SIO) Dump Truck, SIO Excavator, SIO Furnace, SIO Wheel Loader, SIO Rigger Juru Ikat, dan SIO K3 Teknisi Pesawat Angkut. Program pelatihan dan sertifikasi ini dilakukan dengan menggandeng Perusahaan Jasa Kesehatan dan Keselamatan Kerja (PJK3) yang sudah tersertifikasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker RI).
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nikel Lagi Heboh, Wakil Menteri Australia Merapat ke RI Bahas Ini