Soal Defisit Fiskal & Utang, RI Lebih Baik dari China & AS

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
24 June 2024 09:39
Konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024).(CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Konferensi pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Senin (24/6/2024).(CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menegaskan arah kebijakan defisit fiskal Indonesia pada jangka menengah ditetapkan sebesar 2,29-2,82% terhadap PDB.

Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan hal ini ditetapkan untuk mendukung APBN yang sehat dan berkelanjutan dari segi makro, yakni rasio pajak, keseimbangan primer kembali surplus dan rasio utang di bawah 40% dari PDB.

Terbukti, pada 3 tahun terakhir, defisit fiskal Indonesia berada di bawah 3%. Pada 2022, defisit sebesar 1,62%. Lalu, defisit fiskal mencapai 2,35% pada 2023 dan 2,2% pada tahun ini.

"Nah, Indonesia jauh lebih baik dari (defisit) negara lain lihat India -7,9%; China 7,9%; Amerika Serikat -6,67%; Jepang -6%; Thailand -4%; Filipina minus -4% dan Malaysia -3,9%. Artinya, defisit di negara lain tinggi dan kita lebih baik dari negara itu," tegas Airlangga dalam konferensi pers, Senin (24/6/2024).

Dalam hal rasio utang, Airlangga menuturkan Indonesia juga lebih baik dari negara lain. Rasio utang Jepang mencapai 254%. "Kenapa mereka besar, karena bunganya negatif," ujar Airlangga.

Kemudian, rasio utang AS mencapai 123%. AS, kata Airlangga, rasionya tinggi karena mereka mencetak dolar. Kemudian, India tingkatannya mencapai 82%, Malaysia 66%, Korea Selatan 64% dan Korea Selatan 56%.

"Artinya defisit mereka, negara lain tinggi, kita tidak perlu khawatir karena kita tetap di bawah 40%," ungkapnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Utang AS Melesat Rp 15.701 Triliun Hanya Dalam Waktu 100 Hari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular