Rupiah Ambruk di Hadapan Dolar AS, Bos Pengusaha Makanan Bilang Begini

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah terus melemah di hadapan dolar AS ke level terburuk sejak pandemi Covid-19. Secara mingguan, rupiah kembali mengalami depresiasi sebesar 0,3%.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,12% di angka Rp16.445 per dolar AS pada hari ini, Jumat (21/6/2024). Bahkan di tengah perdagangan hari ini, rupiah sempat menyentuh titik terlemahnya yakni di level Rp16.475 per dolar AS.
Melihat pergerakan rupiah tersebut, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman buka suara.
"Pelemahan rupiah akan memukul industri karena masih banyak bahan baku impor dan biaya-biaya lain dalam dolar AS. Ditambah lagi saat ini biaya pengapalan luar negeri naik 3-4 kali lipat," kata Adhi kepada CNBC Indonesia, Jumat (21/6/2024).
"Sementara, ekspor juga semakin kompetitif. Karena buter juga tertekan, sehingga meminta harga lebih baik," tambahnya.
Adhi memaparkan, hingga saat ini, ketergantungan impor untuk produksi makanan dan minuman olahan di Indonesia terlihat di sejumlah komoditas. Misalnya, gandum yang masih mengandalkan 100% pasokan impor.
"Gandum 100%, gula 100%, garam 70%, kedelai 70%, susu 80%, flavor-bahan tambahan pangan dan lainnya sekitra 60-70%," ujar Adhi.
Dia pun menambahkan, sulit menetapkan target atau batas maksimal pelemahan rupiah yang mampu dihadapi pelaku usaha. Apalagi, imbuh dia, di dunia terjadi dinamika atau perubahan yang sangat cepat.
"Faktor geopolitik dan perubahan iklim sulit diprediksi," sebutnya.
Harga Langsung Naik?
Begitu juga efek domino pelemahan rupiah terhadap harga jual produk. Adhi mengatakan, pelemahan itu akan memicu kenaikan biaya produksi. Namun, keputusan menaikkan harga jual barang tergantung kemampuan masing-masing.
"Sulit ditentukan. Masing-masing perusahaan beda," ujarnya.
"Kalau perusahaan besar butuh waktu dan belum pasti naik (harga jual). Karena akan berpengaruh ke penjualan. Kalau perusahaan kecil atau IKM, biasa mereka daya tahan rendah, bisa langsung (menaikkan harga jual)," cetus Adhi.
Untuk itu, Adhi berharap pemerintah gerak cepat mengatasi pelemahan rupiah.
Usul Pengusaha
Dia mengusulkan 5 upaya yang harus dilakukan pemerintah segera, yaitu:
1. Pemerintah perlu antisipasi dengan intervensi-intervensi
2. Aturan DHE perlu dipertimbangkan untuk direvisi karena menjadi beban bagi industri
3. Perlu dipikirkan insentif ekspor agar semakin banyak membantu devisa
4. Industri antisipasi dengan efisiensi serta mencari alternatif sumber daya dari lokal maupun negara alternatif
5. Penguatan produksi di hulu agar ketergantungan bahan baku impor semakin kecil.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iran-Israel Panas, Bos Pengusaha Makanan & Minuman Mulai Was-Was
