IHSG & Rupiah Jatuh ke Jurang, Alarm Buat Prabowo-Gibran?

arm, CNBC Indonesia
21 June 2024 17:05
Ilustrasi Prabowo Gibran (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo)
Foto: Ilustrasi Prabowo Gibran (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan dalam negeri terguncang jelang pergantian pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Terutama rupiah, kini sudah terhempas ke level Rp16.400 dan IHSG ke 6.800.

Salah satu pemicunya adalah kekhawatiran investor akan pengelolaan fiskal di era pemerintahan baru. Rumor yang beredar, UU Keuangan Negara akan diubah sehingga memungkinkan pemerintah menetapkan defisit APBN di atas 3% PDB dan mendorong kenaikan utang.

Apakan ini alarm bagi Presiden Terpilih Prabowo?

"Alarm itu kalau kita lihat defisit anggaran di negara-negara EU," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Jakarta, Jumat (21/6/2024)

Airlangga menjelaskan rata-rata defisit anggaran di Eropa adalah 5-7%, antara lain Jerman, Italia dan Prancis. Di luar Eropa juga tidak sedikit negara dengan defisit anggaran tinggi atau di atas Indonesia yang sebesar 3% terhadap PDB.

"Alarmnya bunyinya di Eropa, bukan di Indonesia, Indonesia masih dibawah 3%," jelasnya.

Pemerintah menganggap isu soal defisit 2025 yang akan membengkak itu tak perlu dibesar-besarkan dan tak perlu dijadikan faktor yang membuat keresahan. Sebab, ia kembali menekankan bahwa komitmen pemerintah untuk menjaga level defisit sesuai batas aman UU Keuangan Negara akan terus dipatuhi.

"Anda bisa lihat negara Jerman, Perancis, Italia, itu antara 5-7%. Bahkan EU sentral banknya mengingatkan negara-negara EU untuk dibawah 3%. Indonesia di bawah 3%, jadi anda jangan panik-panik sendiri," tegas Airlangga.

Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming saat Pilpres 2024 itu memberi bukti bahwa pemerintahan mendatang akan tetap menjaga defisit sesuai UU. Terlihat dari rentang defisit yang telah disodorkan dalam rapat pembahasan RAPBN 2025 dengan DPR saat ini di level 2,4%-2,8%.

"Jangan nambah-nambahin. Kita 2,4%-2,8% di bawah 3%, coba tanya ke menteri keuangan Jerman, Italia, dan yang lain, udah dapat dia peringatan dari EU central bank bahwa negara-negara EU harus ikut seperti negara-negara ASEAN," ucap Ketua Umum Partai Golkar ini.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gubernur BI, Ekonom, hingga Thomas Djiwandono soal Rupiah-Defisit APBN

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular