Bulog Akui Telat Bongkar Muat Beras Impor di Pelabuhan, Ini Alasannya

Martya Rizki, CNBC Indonesia
20 June 2024 19:55
Suasana aktivitas pembongkaran beras impor dari Vietnam yang baru tiba di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dengan menggunakan Kapal MP Fortune, Kamis (21/3/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana aktivitas pembongkaran beras impor dari Vietnam yang baru tiba di Terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dengan menggunakan Kapal MP Fortune, Kamis (21/3/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengakui sempat mengalami keterlambatan bongkar muat beras impor di pelabuhan Tanjung Priok karena alasan cuaca buruk. Akibat hal ini, Bulog harus membayar denda.

"(Beras) yang sudah masuk itu jumlahnya 490 ribu ton (dari awal tahun hingga Mei). Tetapi dihitung nilai nggak sampai 3% (dendanya). Itu menurut saya demurrage (biaya kelebihan waktu berlabuh) biasa, itu biaya biasa karena tertunda. Yang harusnya kapal 5 hari sandar selesai, eh ternyata harus nama 1 hari lagi," kata Bayu saat ditemui usai rapat di Gedung DPR RI, Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2024).

Bayu menjelaskan, pembayaran denda atas keterlambatan bongkar muat itu karena cuaca buruk, sehingga proses bongkar muat harus ditunda untuk menjaga kualitas beras. "Ini hujan, jadi ditutup dulu, nggak jadi (bongkar muat). Berhenti dulu bongkarnya karena hujan, jadi tertunda gitu," jelasnya.

Sementara itu, di hadapan anggota Komisi IV DPR RI, Bayu menyebut pihaknya masih belum tahu hitungan nilai denda yang harus dibayarkan pihaknya akibat terlambat bongkar muat di pelabuhan. Katanya, saat ini masih dalam proses perhitungan.

"Demurrage jadi biaya yang sudah diperhitungkan dalam kegiatan ekspor impor. Berapa biaya persisnya? Masih diperhitungkan, karena ada negosiasi mana yang bisa diasuransikan dan mana yang tidak, mana yang harus tanggung jawab shipping dan lainnya, mana yang dinegosiasikan dengan Pelindo," jelasnya.

Sebelumnya, mengutip keterangan tertulis Perum Bulog, Bayu mengakui proses bongkar muat pada bulan Januari hingga Maret 2024 sempat berjalan cukup lama, karena curah hujan yang masih tinggi. Namun, saat ini proses pembongkaran itu telah diselesaikan dan sejumlah kasus masalah keterlambatan juga sudah diatasi.

"Sehingga saat ini sudah tidak ada antrian kapal beras di Pelabuhan Tanjung Priok maupun antrian truk-truk beras di gudang Jakarta," kata Bayu dalam keterangan tertulisnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beras Pemerintah Bakal Dikuras Terus, Stok di Gudang Bulog Cukup?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular