MINDialogue

Mau Jadi Pemain Mineral Kritis Dunia, Infrastruktur Harus Disiapkan!

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
20 June 2024 16:14
Asisten Deputi Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Tubagus Nugraha menyampikan pemaparan dalam acara MINDialogue Mining Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Asisten Deputi Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Tubagus Nugraha menyampikan pemaparan dalam acara MINDialogue Mining Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) membeberkan bahwa untuk menjadi pemain mineral kritis global, maka tidak cukup bagi Indonesia hanya mengandalkan sumber daya mineral yang dimiliki.

Asisten Deputi Pertambangan Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Tubagus Nugraha mengatakan saat ini Indonesia menjadi role model bagi negara lain dalam pengembangan mineral kritis di dalam negeri. Oleh sebab itu, ia berharap agar investasi tidak hanya mengandalkan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA).

"Yang kita sampaikan investasi tidak hanya akan datang dengan mengandalkan kekayaan SDA. Ini akan datang ketika menyiapkan infrastruktur secara baik," ujarnya dalam acara CNBC Indonesia MINDialogue" di Jakarta, Kamis (20/06/2024).

Menurut Tubagus Indonesia selama ini bukan hanya kaya akan sumber daya mineral yang melimpah. Namun Indonesia juga telah mengembangkan paket kebijakan yang ramah bagi investasi.

Sebagaimana diketahui, dunia saat ini tengah berlomba-lomba mencari sumber mineral kritis seperti nikel, tembaga, emas, bauksit, timah, hingga logam tanah jarang (LTJ). Ini mengingat, terdapat manfaat luar biasa dari komoditas mineral kritis, sehingga sejumlah negara pun turut mengincarnya.

Asal tau saja, saat ini mineral kritis telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat dunia, terutama di era serba canggih dan berteknologi tinggi.

Misalnya, dijadikan sebagai bahan baku untuk baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika hingga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB).


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kupas Tuntas Persoalan Mineral Kritis dalam Perspektif Geopolitik

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular