Dikuliti Senat AS, Bos Boeing Akui Skandal dan Kesalahan Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - CEO Boeing David Calhoun mengakui bahwa ada sejumlah pihak internal perusahaannya yang telah memperingatkan terkait adanya isu keselamatan dalam tubuh raksasa dirgantara itu. Hal ini diakuinya setelah adanya sejumlah insiden yang menimpa produk raksasa dirgantara Amerika Serikat (AS) itu.
Dalam sesi bersama Senat AS, Selasa (18/6/2024), Calhoun menyebut ada sesuatu yang tidak beres pada perusahaan itu. Ia menyebut sejumlah karyawan yang menyampaikan kekhawatiran tentang kualitas keselamatan dalam Boeing menghadapi tindakan keras dari perusahaan.
"Saya tidak dapat menyebutkan jumlah manajer yang memecat para whistleblower, namun saya tahu hal itu terjadi," ujarnya dikutip The Guardian.
Boeing sendiri akhir-akhir ini terus mengalami sejumlah insiden penerbangan. Insiden ini pun beragam, mulai dari pintu pesawat yang lepas saat terbang hingga armada jet yang terjun bebas saat melakukan perjalanan.
Di sisi lain, sejumlah whistleblower pun mulai muncul. Beberapa jam sebelum sesi tersebut, Sam Mohawk, seorang inspektur jaminan kualitas untuk perusahaan tersebut di Renton, Washington, menjadi karyawan Boeing terbaru yang mengumumkan klaim mengenai masalah keselamatan kepada publik.
"Lebih dari selusin pelapor kini telah melapor. Boeing harus berhenti memikirkan perkiraan pendapatan berikutnya dan mulai memikirkan generasi berikutnya," kata ketua Subkomite Tetap Senat untuk Investigasi, Richard Blumenthal.
Boeing sendiri telah menyampaikan rencana peningkatan kualitas kepada Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA). Perusahaan mengklaim bahwa karyawan telah diberi keberanian untuk menyampaikan permasalahan keselamatan dan kualitas di pabrik.
Namun laporan dari dalam fasilitas Boeing telah menimbulkan pertanyaan lebih lanjut. Awal bulan ini Guardian melaporkan klaim bahwa pabrik terbesar perusahaan tersebut berada dalam "mode panik".
Whistleblower termasuk Sam Salehpour, seorang insinyur yang saat ini bekerja di Boeing, dan Roy Irvin, mantan penyidik kualitas, telah mengumumkan tuduhan mengenai keselamatan kepada publik dalam beberapa bulan terakhir.
"Ini adalah budaya yang terus memprioritaskan keuntungan, melampaui batas, dan mengabaikan pekerjanya," tambah Blumenthal.
"Budaya yang memungkinkan terjadinya pembalasan terhadap mereka yang tidak tunduk pada garis bawah. Sebuah budaya yang sangat perlu diperbaiki."
Atas rentetan kejadian ini, sejumlah anggota Senat AS pun terus memojokan Calhoun dan menuding bahwa pihaknya bertanggung jawab atas adanya isu keselamatan ini. Senator Partai Republik, Josh Hawley, bahkan menuduh Calhoun 'menambang' perusahaan itu demi keuntungan yang maksimal.
"Anda mengambil jalan pintas, Anda menghilangkan prosedur keselamatan, Anda menerapkannya pada karyawan Anda," kata Hawley.
Hawley pun mempertanyakan soal paket gaji sebesar US$ 33 juta (Rp 540 miliar) yang diterima Calhoun. Ia juga bertanya mengapa hingga saat ini Calhoun belum mengundurkan diri meski dirinya telah mengumumkan akan mundur dari Boeing akhir tahun ini.
"Saya akan bertahan. Saya bangga dengan setiap tindakan yang telah kami ambil," jawab Calhoun sebagai balasan atas pertanyaan Hawley.
(luc/luc)