Internasional

Keluarga Tentara Israel Desak Pasukan Nyerah, Gak Perang Lagi di Gaza

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
13 June 2024 21:50
Tentara Israel berpose di samping tank, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat Perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 9 Mei 2024. (REUTERS/Amir Cohen)
Foto: Tentara Israel berpose di samping tank, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, dekat Perbatasan Israel-Gaza, di Israel selatan, 9 Mei 2024. (REUTERS/Amir Cohen)

Jakarta, CNBC Indonesia - Keluarga militer Israel mendesak agar anggota keluarganya yang menjalankan serangan di Gaza untuk meletakkan senjata mereka dan segera kembali ke rumah. Hal ini terungkap dari surat terbuka yang ditujukan kepada Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf Angkatan Darat Herzl Halevi.

Mengutip Anadolu Agency yang melansir media Israel Haaretz, keluarga-keluarga tersebut mengatakan mereka tidak lagi mendukung perang Israel di Jalur Gaza. Mereka meminta agar semua personil yang bertempur untuk pulang.

"Kami memberi tahu anak-anak kami yang berperang bahwa mereka harus menghentikan pertempuran sekarang juga, meletakkan senjata mereka dan segera kembali ke rumah," kata keluarga tersebut dalam surat yang dikirimkan Selasa, dikutip Kamis (13/6/2024).

Keluarga tersebut juga mengkritik keputusan parlemen Israel, Knesset. Ini terkait persetujuan rancangan undang-undang yang mengecualikan laki-laki Ultra-Ortodoks dari wajib militer.

"Tidak terpikirkan bahwa undang-undang seperti ini akan disahkan sementara para prajurit pemberani menyerahkan nyawa mereka," tambah mereka dalam surat itu.

Serangan Israel ke Gaza dimulai pada 7 Oktober silam. Ini diawali serbuan Hamas ke Israel yang menewaskan 1.200 warga Negeri Yahudi.

Di sisi lain, serangan balik Israel menimbulkan tewasnya 37 ribu warga sipil. Serangan ini juga menimbulkan kerusakan infrastruktur perumahan hingga 70%.

Sejauh ini, sejumlah pihak di dunia telah berupaya untuk menciptakan penghentian gencatan senjata permanen di Gaza. Terbaru, Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi proposal gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat (AS).

Proposal itu sendiri disambut baik oleh Hamas, Jihad Islam, dan PA. Dalam pernyataannya, Hamas mengatakan siap bekerja sama dengan para mediator untuk menerapkan prinsip-prinsip rencana tersebut.

"Hamas menyambut baik apa yang termasuk dalam resolusi Dewan Keamanan yang menegaskan gencatan senjata permanen di Gaza, penarikan penuh, pertukaran tahanan, rekonstruksi, pengembalian pengungsi ke daerah tempat tinggal mereka, penolakan terhadap perubahan demografi atau pengurangan apa pun di wilayah Jalur Gaza, dan pengiriman bantuan yang dibutuhkan kepada rakyat kami di Jalur Gaza," kata kelompok militan itu dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.

Sementara itu, dalam kesempatan yang berbeda, Hamas hanya meminta beberapa "amandemen" pada kesepakatan tersebut. Juru bicara Hamas, Jihad Taha, menyatakan tanggapan tersebut mencakup amandemen yang mengkonfirmasi gencatan senjata, penarikan, rekonstruksi, dan pertukaran tahanan

Di sisi lain, belum ada komentar resmi dari pihak Israel terkait hal ini. Namun sejumlah politisi sayap kanan Israel seperti Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, telah menegaskan bahwa pihaknya akan keluar dari kabinet bila proposal itu dilakukan. Pasalnya, hal ini diyakini tidak akan memusnahkan Hamas 100%.

"Ini juga berarti bahwa Israel tidak akan terlibat dalam perundingan yang tidak berarti dan tanpa akhir, yang dapat dimanfaatkan oleh Hamas sebagai cara untuk mengulur waktu," kata Penasihat Menteri Reut Shapir Ben Naftaly mengatakan posisi Israel tetap kuat pada demiliterisasi Hamas.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gencatan Senjata Gaza Terancam Batal, Israel Menggila-Houthi Ngamuk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular