
Presiden Baru Acak-Acak Negeri Ini, Chaos-Warga Demo 'Negara Dijual'

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekacauan terjadi di Argentina, Rabu malam waktu setempat. Situasi memanas setelah Kongres menyetujui paket reformasi ekonomi yang diajukan Presiden Javier Milei.
Paket itu disebut kontroversial oleh warga. Tak hanya mendeklarasikan keadaan darurat ekonomi selama setahun, Milei juga memiliki kewenangan membubarkan lembaga federal dan memprivatisasi selusin perusahaan publik termasuk maskapai penerbangan milik negara, Aerolineas Argentina.
The Guardian melaporkan bagaimana ribuan bankir, guru, pengemudi truk, dan pekerja dari berbagai serikat pekerja turun ke jalan. Mereka menabuh genderang dan terompet meneriakkan: "Negara kita tidak untuk dijual!" dan "Kita akan membela negara!".
AFP menulis bentrokan terjadi di luar gedung Kongres di mana polisi menembakkan gas air mata , meriam air dan peluru karet ke arah demonstran. Puluhan orang dilaporkan mendapat perawatan medis di lokasi kejadian, di mana sedikitnya 10 orang ditangkap.
![]() |
"Kami tidak percaya bahwa di Argentina kami sedang membahas undang-undang yang akan membuat kita kembali ke masa 100 tahun yang lalu," kata seorang pengacara berusia 55 tahun yang ikut dalam pengunjuk rasa, Fabio Nunez.
Secara rinci, kebijakan lain yang akan dilakukan paket reformasi Milei adalah mengurangi akses terhadap tunjangan pensiun warga yang sudah minim. Ia juga melemahkan perlindungan terhadap tenaga kerja.
![]() |
Ketentuan tersebut juga mencakup insentif pajak, bea cukai dan devisa. Pemerintah Milei mengatakan ini untuk mendorong investasi di negara yang dilanda krisis ekonomi itu.
"Bagi warga Argentina yang menderita, yang menunggu, yang tidak ingin melihat anak-anak mereka meninggalkan negara ini... suara saya setuju," klaim Wakil Presiden Argentina Victoria Villaruel saat keputusan disahkan.
Perlu diketahui Milei sendiri belum setahun menjabat sebagai presiden. Ia memenangkan pemilu November 2023.
Disebut sebagai pengagum Donald Trump, Milei menang setelah menjanjkan perombakan dramatis di pemerintahan, di tengah ketidakpuasan warga pada melonjaknya inflasi dan kemiskinan. Ia mengantongi 55,8% suara dalam pilpres kala itu.
Di awal menjabat, sebelumnya ia telah memangkas separuh kabinetnya, menghilangkan 50.000 lapangan pekerjaan publik, dan menangguhkan kontrak-kontrak pekerjaan umum yang baru. Ia juga tega menghapuskan subsidi bahan bakar dan transportasi (BBM) bahkan ketika para pekerja Argentina kehilangan seperlima daya beli mereka dan inflasi tahunan mendekati 300%.
"RUU ini merupakan akselerator, yang memungkinkan pemulihan ekonomi," kata Menteri Perekonomian Luis Caputo hari Selasa lalu sebelum diketok.
![]() |
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Argentina Gelar Demonstrasi Terbesar, Tolak Kebijakan 'Gila' Presiden
