Pedagang Beri Pengakuan Mengejutkan Susah Jual Mobil Listrik Bekas

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
13 June 2024 06:20
Sejumlah mobil listrik terparkir di area Central Parkir ITDC Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (15/5/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Sejumlah mobil listrik terparkir di area Central Parkir ITDC Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (15/5/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah pedagang mobil bekas di Bursa Mobil WTC Mangga Dua, mengakui bahwa mobil listrik bekas sulit laku di pasaran, ketimbang penjualan mobil bekas bertenaga bahan bakar fosil. Sebab katanya, banyak dari masyarakat yang masih mempertimbangkan baterai dari mobil listrik itu sendiri.

Dari pantauan CNBC Indonesia di lokasi kemarin, Rabu (12/6/2024), nampak sejumlah mobil listrik keluaran Wuling tipe Air EV yang terparkir rapih dengan kondisi mulus di showroom milik para pedagang.

Insan, salah seorang pedagang di Bursa Mobil WTC Mangga Dua menyebut, harga baterai dari kendaraan listrik yang mahal membuat masyarakat masih enggan untuk membeli. Pasalnya, harga baterainya sendiri saja sudah setengah dari harga mobil.

"Faktor yang pertama, ya itu karena baterainya yang mahal, harganya lebih dari setengahnya atau 50% dari harga mobil," kata Insan saat ditemui CNBC Indonesia.

Selain itu, lanjut dia, faktor arus lalu lintas di Indonesia yang cenderung macet, sehingga banyak pengguna mobil listrik yang khawatir batre mobilnya akan habis di tengah perjalanan, atau bahkan di tengah hiruk pikuk padatnya lalu lintas.

"Kedua, Wuling ini kan dari China, kalau di sana lalu lintas cenderung lancar ya, sedangkan di kita kan macet, jadi itu baterainya gak bisa diprediksi, mungkin orang takut baterai habis juga. Itu faktor kenapa orang kurang tertarik sama mobil listrik kalau menurut saya," jelasnya.

Hal senada juga dikatakan, Jerry (nama samaran), ia menyebut penjualan mobil listrik belakangan ini memang cenderung melemah, dan faktor baterai yang mahal menjadi pemicu kurangnya minat masyarakat untuk membeli mobil listrik bekas.

"Harga baterainya mahal. Tapi urusan kondisi baterai mobil kan ada garansi 8 tahun, itu sih nggak ada masalah ya. Cuma ya mungkin ada lah kekhawatiran dari masyarakat," kata Jerry.

Bahkan, baik Insan maupun Jerry pun enggan untuk menggantikan baterai mobil listrik yang dijualnya. Mereka menjual apa adanya, sebagaimana kondisi saat mereka beli.

"Ini masih bawaan (pabrik) dong, kita nggak mungkin gantiin baterai, yah pasti kita rugi, nggak mungkin bisa jual, batrenya saja 50% harga mobil kok," kata Insan.

Sementara itu, Jerry menyebut kondisi baterai dari mobil listrik yang dijualnya masih bagus, sehingga menurutnya buat apa diganti, apalagi ada garansi batre selama 8 tahun dari pihak Wuling-nya.

Sejumlah mobil listrik terparkir di area Central Parkir ITDC Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (16/5/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)Foto: Sejumlah mobil listrik terparkir di area Central Parkir ITDC Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (16/5/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Sejumlah mobil listrik terparkir di area Central Parkir ITDC Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (16/5/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

"Nggak (diganti) dong, saya nggak mungkin ganti baru, bawaan pabrik. Karena kondisinya pas dijual masih bagus. Lagian kan ada garansi 8 tahun dari Wuling-nya," tutup Jerry.

Fakta Harga Mobil Listrik Bekas Terjun Bebas

Sementara itu, Jerry membantah bahwa harga jual mobil listrik bekas anjlok atau terjun bebas. Pasalnya, menurut dia, harga jual mobil listrik bekas masih masuk ke dalam harga yang wajar, tidak mengalami penurunan yang signifikan dari harga barunya.

"Dibilang anjlok nggak sih, kan harga jual tergantung kondisi mobilnya. Saya jual Wuling Air EV Long Range di harga Rp198 juta, harga barunya kan sekitar Rp260 juta setelah subsidi pemerintah. Jarak (harganya) nggak jauh kan? Antara yang baru sama yang bekas. Berarti anjlok nggak? Engga dong, masih harga wajar itu," kata Jerry.

Menurutnya, perbedaan harga sekitar Rp62 juta dari harga jual baru mobil listrik tersebut tidak begitu signifikan. Pasalnya, mobil listrik bekas yang dijualnya ini merupakan keluaran tahun 2022, yang mana itu artinya sudah berumur 2 tahun.

"Untuk umur yang 2 tahun turunnya cuma Rp60 juta sih masih wajar ya, jadi nggak anjlok kalau saya bilang," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan pedagang mobil bekas lainnya, Insan. Ia menyebut tidak ada perbedaan atau penurunan harga yang signifikan dari harga jual mobil listrik baru dengan bekas. Hanya saja memang, katanya, saat ini peminat mobil listrik bekas sedang rendah.

"Dibilang anjlok sih ngga ya, harga mobil listrik bekas masih standar saja. Cuma memang peminatnya lagi kurang sekarang. Ini stok sudah lama, belum laku-laku. Di situ (showroom lain) juga ada tiga unit sudah lama nggak laku-laku. Marketnya memang lagi lemah," kata Insan.


(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pedagang Mendadak Ngeluh Penjualan Mobil Listrik Bekas Susah Laku

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular