
Hamas Sepakat Gencatan Senjata ala AS, tapi Masih Waswas soal Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Negosiasi rencana gencatan senjata di Gaza masih tetap berjalan meskipun secara umum Hamas telah menyetujuinya. Pada Selasa (11/6/2024), Hamas memberikan tanggapannya kepada para mediator atas usulan gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat (AS).
Kementerian Luar Negeri Qatar dan Mesir, yang telah menjadi mediator utama bersama AS, mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima tanggapan Hamas dan mengatakan para mediator sedang mempelajarinya.
"Kami telah menerima balasan yang disampaikan Hamas kepada Qatar dan Mesir, dan kami sedang mengevaluasinya sekarang," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan di Washington, seperti dikutip Associated Press, Rabu (12/6/2024).
Hamas sendiri meminta beberapa "amendemen" pada kesepakatan tersebut. Juru bicara Hamas Jihad Taha mengatakan tanggapan tersebut mencakup "amendemen yang mengonfirmasi gencatan senjata, penarikan, rekonstruksi, dan pertukaran (tahanan)".
Namun, meski mendukung garis besar kesepakatan tersebut, pejabat Hamas telah menyatakan kewaspadaannya atas apakah Israel akan menerapkan ketentuannya, khususnya ketentuan untuk penghentian pertempuran secara permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza sebagai imbalan atas pembebasan semua sandera yang ditahan oleh militan.
Meskipun AS mengatakan Israel menerima usulan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan sinyal yang bertentangan. Ia mengatakan Israel tidak akan berhenti sampai tujuannya untuk menghancurkan Hamas tercapai.
Dalam pernyataan bersama yang mengumumkan bahwa mereka telah menyerahkan balasan mereka ke Qatar dan Mesir, Hamas dan kelompok militan Jihad Islam yang lebih kecil mengatakan bahwa mereka siap untuk "berurusan secara positif untuk mencapai kesepakatan" dan bahwa prioritas mereka adalah untuk "menghentikan sepenuhnya" perang.
Seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, mengatakan kepada televisi Al Mayadeen Lebanon bahwa kelompok tersebut telah "menyampaikan beberapa pernyataan tentang usulan tersebut kepada para mediator," tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Usulan tersebut telah meningkatkan harapan untuk mengakhiri konflik selama 8 bulan di mana pemboman dan serangan darat Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina dan mengusir sekitar 80% dari populasi 2,3 juta orang dari rumah mereka.
Perbatasan Israel dan pertempuran yang sedang berlangsung telah menghambat upaya untuk membawa bantuan kemanusiaan ke daerah kantong pantai yang terisolasi itu, yang memicu kelaparan bagi rakyat Palestina.
Israel melancarkan operasinya, bersumpah untuk melenyapkan Hamas, setelah kelompok itu dan militan lainnya menyerbu Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 250 orang.
Lebih dari 100 sandera dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu tahun lalu sebagai ganti warga Palestina yang dipenjara oleh Israel.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sudah Sepakat Gencatan Senjata, Israel Masih Sibuk Bombardir Gaza
