Soekarno Sakti Mandraguna, Sembuhkan Anak Sakit Hanya Pakai Air Ledeng
Jakarta, CNBC Indonesia - Sosok Presiden RI ke-1 Soekarno memang tak pernah habis untuk dikulik. Salah satunya mengenai cerita kesaktian dan hal-hal mistik yang menyangkut kehidupannya.
Sejak kecil, Soekarno hidup dalam kultur masyarakat Jawa yang kental dengan nuansa magis. Ketika dia berhasil menjadi pemimpin negeri ini, kisah mistik makin menyelimutinya.
Soekarno tidak membantah dan justru mengakui bahwa dirinya percaya dengan hal-hal seperti itu. Dia percaya hari baik, hari sial, dan jimat pembawa berkah. Dia juga menceritakan banyak orang datang kepadanya karena dianggap punya daya tarik spiritual.
Dalam otobiografi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat (1965) yang ditulis Cindy Adams, proklamator itu bercerita pernah suatu waktu ada petani datang kepadanya untuk meminta air. Si petani percaya air pemberian Soekarno punya zat-zat keajaiban yang bakal menyembuhkan.
"Dia yakin anaknya akan meninggal kalau tidak memperoleh obat dariku," katanya.
Soekarno pun memberikan air ledeng dan ajaibnya anak itu tak lama sembuh. Selain itu, dia pernah bercerita bahwa ada ibu hamil yang percaya sisa makanan Soekarno membawa keajaiban. Kelak, jika ibu hamil itu menyantap sisa makanan Soekarno, maka anaknya juga bakal seperti Soekarno.
Hal seperti ini belum termasuk cerita legendaris lain yang beredar di masyarakat, seperti kesaktian tongkat komando Soekarno, kacamata Soekarno yang bisa tembus pandang hingga kemampuannya punya uang banyak.
Bahkan, masyarakat Bali mempercayai Soekarno merupakan reinkarnasi Dewa Wisnu dalam kepercayaan Hindu. Sebab tiap kali Soekarno ke Bali, hujan turun meski di musim kemarau.
Namun, ada satu momen yang membuat Soekarno merenungi hal logis di balik takhayul dan mistis tersebut. Momen ini terjadi saat dirinya dibuang pemerintah kolonial ke Ende, Flores, NTT, pada Februari 1934. Kala itu, Soekarno nekat mematahkan larangan-larangan atas takhayul yang melekat padanya.
Pertama, dia mematahkan takhayul cincin batu gaib. Jadi, cincin itu diberikan oleh seseorang pengagum di Bandung. Orang itu bilang cincin itu sangat istimewa dan membawa keberuntungan. Sebab, batu di atas cincin itu punya cairan dan biji kecil yang bisa mengapung. Ini bisa terjadi, katanya, usai direndam dalam ilmu hitam.
"Soekarno, semoga engkau tetap berada di atas seperti biji yang mengapung ini," kata orang itu.
Saat di Ende, Soekarno sangat mempercayai kesaktian cincin itu. Hingga akhirnya, suatu hari dia tidak punya uang. Benda yang dimiliki hanyalah cincin gaib tersebut. Dengan keadaan terpepet, dia menjual cincin kepada seorang pedagang dengan perasaan takut bahwa keberuntungan bakal hilang dari dirinya.
Singkat cerita, cincin itu terjual seharga Rp150. Berhari-hari setelahnya, hidup Soekarno masih aman-aman saja. Pada titik inilah, dia merasa sudah bebas dari takhayul.
Kedua, saat Soekarno mematahkan takhayul piring retak. Sebelumnya, dia percaya tak akan mau makan di piring retak karena bakal dapat kesialan jika melakukannya.
Namun, di Ende itu semua berubah. Dia memberanikan diri makan pakai piring retak. Lagi-lagi hasilnya nihil. Hidup Soekarno masih aman.
"Engkau benda mati, tidak bernyawa dan tolol. Engkau tidak punya kekuasaan terhadap nasibku. Aku akan hadapi engkau. Aku tidak mau tergantung padamu. Sekarang, aku memakai kamu untuk tempat makanku," kata Soekarno.
Momen seperti itu jadi bukti bahwa takhayul Soekarno hanyalah mitos dan kebetulan belaka. Namun, kentalnya kepercayaan masyarakat akan nuansa mistik lagi-lagi mematahkan itu semua. Bahkan, setelah Soekarno meninggal sekalipun pada 21 Juni 1970.
Wartawan senior Mochtar Lubis yang juga oposisi Soekarno menceritakan, bahwa seminggu setelah Soekarno wafat orang-orang berbondong-bondong mencari benda-benda peninggalan Soekarno. Banyak orang percaya segala hal terkait proklamator itu bisa membawa keajaiban.
"Daya tarik mistik Soekarno adalah karena dia menggetarkan tali-tali emosi, sentimen, irasionalitas yang menguasai jiwa bangsa kita," kata Mochtar Lubis dalam Indonesia Raya (30 Juni 1970)
Pencarian mistik untuk kepentingan pribadi terus berlanjut seiring zaman. Pada 2005, aspek mistik Soekarno pun pernah menjadi alat kasus penipuan.
Salah satu yang dipaparkan situs Hukum Online terjadi saat ada orang membeli batu hitam yang dipercaya milik Soekarno. Ternyata, setelah dijual seharga Rp8 miliar, batu tersebut hanya tipuan belaka. Lalu, pernah juga ada transaksi jual-beli tanah di Banten bermodalkan surat wasiat Bung Karno. Lagi-lagi ini kasus penipuan.
Selain itu, pada 2022 lalu seperti diberitakan Detik.com viral kabar uang bergambar Soekarno yang bisa melengkung dan terbakar sendiri. Namun, itu semua tak benar. Beranjak dari kasus seperti ini, kebesaran nama Soekarno bisa jadi pisau bermata dua.
Sampai sekarang, alam pikir masyarakat yang menyukai hal berbau mistik membuat kisah kesaktian Soekarno terus bergulir. Padahal, Soekarno sendiri sudah lama tak mempercayai hal itu. Kisah-kisah seperti ini memang nikmat sebagai cerita, tapi sulit dibuktikan sebagai fakta.
(rsa/wur)