Dunia Ramai Lirik Investasi Energi Hijau di RI, Ini Negara-Negaranya
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan beberapa negara mulai dari negara tetangga bahkan hingga negara-negara di Eropa dan Timur Tengah melirik investasi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan mengatakan banyak negara maju 'antre' bisa berinvestasi pada sektor energi terbarukan dalam negeri.
"Sejauh ini banyak dari negara-negara maju, itu investornya memang sudah tertarik sejak lama untuk bisa berkontribusi di energi terbarukan di Indonesia," ujar Nurul saat ditemui di sela acara Road To Investment Days 2024, di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (4/6/2024).
Walau tidak disebutkan secara spesifik negara mana saja yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, Nurul membeberkan beberapa negara tersebut mulai dari negara tetangga, negara-negara di Eropa, Timur Tengah, hingga Amerika sudah mengantre untuk bisa berinvestasi di Indonesia.
"Sudah ada juga dari negara Timur Tengah yang lain. Nah sementara kalau dari negara lain, ada juga dari negara tetangga pun ada, kemudian dari Eropa, dari Amerika pun ada," jelas Nurul.
Adapun, dia menggarisbawahi belum masuknya para investor asing untuk berinvestasi sektor EBT dam negeri salah satunya lantaran negara-negara tersebut mensyaratkan investasi asal pasar domestik EBT di dalam negeri harus bisa ditumbuhkan dengan baik.
"Mereka juga selalu meminta bahwa salah satu dari pertimbangan investor untuk masuk adalah domestik marketnya juga harus bisa ditumbuhkan dengan baik," bebernya.
Dia juga menyebutkan bahwa para investor asing saat ini juga tengah menunggu kepastian dari Purchase Power Agreement (PPA) di Indonesia.
"Jadi memang kuncinya dari situ adalah muncul dari kesepakatan, dari purchase power agreement-nya. Nah ini yang kemudian patokan harga ini yang pasti akan ditunggu-tunggu oleh pihak investor. Once nanti kalau RUPTL-nya sudah keluar, kemudian juga dari PPA-nya sudah bisa ada indikatifnya, maka saya yakin begitu dihitung-hitung ini masuk ke dalam hitungan investasi mereka, mereka akan masuk," imbuhnya.
Gak tanggung-tanggung, Nurul bilang, investor tersebut tertarik untuk berinvestasi EBT di Indonesia dalam skala yang besar. Hal itu mengingat sebelumnya Indonesia telah sukses membangun sumber EBT 'raksasa' berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Cirata, Jawa Barat dengan kapasitas yang besar mencapai 192 Megawatt Peak (MWp).
"Yang kita sama-sama tahu di (PLTS terapung) Cirata ya. Cirata itu kan sudah jelas dari Uni Emirat Arab, dan itu yang meminta kesempatan sejenis dengan Cirata atau dari Uni Emirat Arab," tandasnya.
(pgr/pgr)