Sri Mulyani: Target Pertumbuhan Ekonomi 5,5% Sudah Cukup Ambisius
Jakarta, CNBC Indonesia-Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan target pertumbuhan ekonomi 5,1%-5,5% dalam rancangan awal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sudah cukup ambisius. Hal itu disampaikan untuk menanggapi pernyataan sejumlah fraksi yang menilai target pertumbuhan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025 kurang tinggi.
"Hal ini merupakan sebuah range pertumbuhan ekonomi yang cukup ambisius, namun tetap realistis," kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI dengan agenda jawaban pemerintah atas tanggapan fraksi terkait KEM-PPKF 2025, Selasa, (4/5/2024).
Sri Mulyani mengatakan target pertumbuhan yang dipatok pemerintah dalam KEM-PPKF tersebut dihitung berdasarkan nilai seluruh permintaan barang dan jasa dalam suatu periode tertentu (agregat demand). Dia mengatakan target itu juga dibuat berdasarkan pertimbangan tantangan yang ada dari sisi internal maupun eksternal yang mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Dari sisi internal, kata dia, kontribusi konsumsi rumah tangga pada pertumbuhan ekonomi selama 10 tahun ini berkisar 55%. Pemerintah, kata dia, memperkirakan pertumbuhan sektor ini pada 2025 adalah sekitar 5-5,2%. "Hal ini didukung oleh dijaganya daya beli masyarakat lewat pengendalian inflasi," kata dia.
Sri Mulyani melanjutkan sektor investasi juga berkontribusi besar pada PDB, yaitu 32%. Namun, dia menilai investasi akan menghadapi tantangan berupa situasi suku bunga tinggi di beberapa negara maju dan ketegangan geopolitik yang menimbulkan fragmentasi investasi, serta perdagangan.
"Tentu akan mempengaruhi aktivitas investasi pada 2025 yang menurut kami pertumbuhannya ada pada 5,2-5,9%," kata dia.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan kontribusi ekspor pada PDB selama satu dekade terakhir berkisar 21% secara tahunan. Sementara impor berkontribusi sebesar 20%. Dengan demikian, nett ekspor Indonesia berkontribusi pada 1% pertumbuhan ekonomi.
Namun, dia memprediksi sektor ekspor Indonesia ini amat dipengaruhi oleh outlook pertumbuhan ekonomi dunia yang relatif stagnan, serta kondisi ekonomi China yang terus mengalami perubahan struktural. "Amerika dan Eropa juga memiliki dinamika tersendiri," kata dia.
Dengan semua kondisi itulah, Sri Mulyani mengatakan pemerintah beranggapan bahwa target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah dalam KEM-PPKF sudah cukup ambisius. Untuk mencapai tujuan Indonesia Maju, dia berjanji pemerintah akan terus berupaya memperbaiki kualitas sumber daya manusia, melakukan transformasi ekonomi serta meningkatkan produktivitas.
"Kami sangat sadar untuk mewujudkan Indonesia emas 2045 diperlukan pertumbuhan yang lebih tinggi antara 6-8%," katanya.
(rsa/mij)