
Ekspor Lolos, Freeport Incar Produksi 3,7 Juta Ton Tembaga Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) menyampaikan produksi konsentrat tembaga perusahaan pada tahun ini ditargetkan sebesar 3,7 juta ton. Hal tersebut menyusul diberikannya persetujuan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga hingga 31 Desember 2024.
Wakil Presiden Direktur Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi membeberkan bahwa hingga kini pihaknya masih menanti surat persetujuan ekspor yang akan diterbitkan pemerintah. Namun yang pasti, realisasi produksi konsentrat tembaga perusahaan sepanjang 2023 mencapai 3,4 juta ton.
"Rencana produksi 2024 2,8 juta ton ini tanpa izin ekspor dan diperkirakan mencapai 3,7 juta ton bila ada izin ekspor," kata Jenpino dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI, dikutip Selasa (4/6/2024).
Sementara, untuk produksi bijih harian, Jenpino mengatakan pihaknya telah memproduksikan sebanyak 201.000 ton/hari sepanjang 2023.
Ia menyebut berdasarkan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) 2024, PTFI menargetkan produksi bijih tembaga harian sebesar 173.000 ton/hari dengan asumsi tidak mendapatkan relaksasi izin ekspor.
Sementara, apabila mendapatkan perpanjangan izin ekspor, Freeport mengincar produksi bijih tembaga sebanyak 211.000 ton/hari, berdasarkan revisi RKAB pada 2024.
Selain itu, target volume tembaga yang dihasilkan Freeport pada tahun ini mencapai 1,4 juta pon dengan asumsi tidak mendapatkan izin ekspor, dan 1,72 juta pon jika mendapatkan relaksasi ekspor. Sepanjang 2023, perusahaan menghasilkan 1,67 juta pon tembaga.
Untuk komoditas emas, Freeport menargetkan produksi sebesar 1,8 juta ons pada 2024 dengan asumsi mendapatkan perpanjangan izin ekspor. Sedangkan apabila tidak mendapatkan izin ekspor, produksi emas PTFI ditargetkan hanya sebesar 1,6 juta ons. Tahun lalu jumlah emas yang dihasilkan mencapai 1,96 juta ons.
Berikutnya untuk perak, perusahaan menargetkan produksi perak pada 2024 dapat mencapai 6,4 juta ons dengan asumsi mendapatkan izin ekspor. Sedangkan rencana produksi perak pada 2024 sebanyak 5 juta ons dengan skenario tanpa relaksasi izin ekspor. Adapun produksi perak perusahaan sepanjang 2023 mencapai 6,1 juta ons.
"Kami berterima kasih pada pemerintah karena mempertimbangkan memberi perpanjangan izin ekspor Juni-Desember 2024, kami menunggu izin ekspor ini untuk diterbitkan," kata dia.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Tambang Bawah Tanah, Freeport Kocek Investasi Rp15,8 T per Tahun
