Petani Minta Harga Gabah Naik Rp2.000, Jokowi Langsung Restui?
Dafar Isi
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada bulan Mei 2024, terjadi penurunan harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani. Sementara harga gabah kering panen (GKP) mengalami kenaikan.
Masing-masing, tercatat harga GKP dan GKG di bulan Mei 2024 adalah Rp5.842 per kg dan Rp6.676 per kg.
Lampaui HPP
Data rilis terbaru BPS menunjukkan, harga GKP di tingkat petani pada bulan Mei 2024 naik 2,73% secara bulanan dan secara tahunan naik 4,64% secara tahunan. Sementara harga GKG turun 4,06% secara bulanan, namun secara tahunan masih tercatat lebih tinggi 8,40%.
Di sisi lain, Panel Harga Badan Pangan melaporkan, harga gabah mengalami kenaikan pada hari Senin, 3 Juni 2024.
Tercatat, harga GKP di tingkat petani naik Rp40 ke Rp5.980 per kg. Pada 27 Mei 22024, harganya tercatat masih di Rp5.900 per kg.
Sementara harga GKG di tingkat penggilingan naik Rp30 ke Rp6.380 per kg dan harga GKG di penggilingan naik Rp20 ke Rp6.990 per kg. Pada 27 Mei 2024, harga GKG di petani masih di Rp6.270 per kg dan GKG di penggilingan Rp6.960 per kg.
Harga ini melampaui Harga Pembelian Pemerintah (HPP), baik versi yang ditetapkan tahun 2023 maupun versi relaksasi yang berlaku sampai 30 Juni 2024 nanti.
Tunggu Restu Jokowi
Seperti diketahui, pemerintah saat ini memberlakukan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia No 167/2024 Tentang Fleksibilitas Harga Pembelian Gabah dan Beras Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah.
Aturan ini menaikkan harga beli gabah/ beras yang akan digunakan Perum Bulog saat menyerap produksi petani di dalam negeri untuk pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP). HPP ini menjadi acuan yang bisa memengaruhi pergerakan harga gabah di pasar.
Dengan ketentuan terbaru ini, harga GKP di tingkat petani yang dalam aturan HPP sebelumnya Rp5.000 per kilogram (kg) naik menjadi Rp6.000 per kg.
Lalu harga Gabah Kering Giling (GKG) di gudang Bulog yang sebelumnya Rp6.300 per kg, kini dibanderol naik menjadi Rp7.400 per kg.
Sementara, HPP beras di gudang Bulog dengan derajat sosoh minimal 95 persen, kadar air 14 persen, butir patah maksimal 20 persen, dan butir menir maksimal 2 persen yang sebelumnya Rp 9.950 per kg naik menjadi Rp 11.000 per kg.
Lalu, dengan harga saat ini yang sudah di atas HPP hasil relaksasi hingga 30 Juni 2024, apakah pemerintah akan memenuhi usulan petani agar HPP gabah dinaikkan Rp2.000 per kg?
Saat ini, pemerintah memang tengah berencana menetapkan HPP baru atas gabah petani. Menurut Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa, pihaknya telah merumuskan rancangan besaran HPP baru dan telah diajukan kepada pemerintah.
Dalam hal ini, jika mengacu pada Pasal 1 ayat (2) Peraturan Presiden (Perpres) 66/2021 tentang Badan Pangan Nasional, Bapanas yang dibentuk pada Agustus 2021, adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada presiden. Bisa diartikan, Bapanas tengah mengajukan usulan kenaikan HPP itu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jika direstui Jokowi, akan ditetapkan lewat Perbadan.
"Harmonisasi untuk aturan HPP sedang dibahas. Setelah HET (harga eceran tertinggi) beras, dibahas juga HPP gabah/ beras. Sudah kami ajukan, tinggal menunggu disetujui. Setelah itu akan dapat ditetapkan sebagai Perbadan (Peraturan Badan Pangan Nasional)," kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (4/6/2024).
Saat ditanya berapa HPP yang akan ditetapkan pemerintah, Ketut enggan menjawab detail. Namun, dia menambahkan, HPP baru nanti adalah kejutan menggembirakan bagi petani.
"Gambarannya, sesuai usulan, kita ikut yang Rp6.000 per kg untuk gabah dengan kadar air 14%. Tapi nanti akan ada rafaksinya sesuai kualitas. Kita tunggu saja nanti begitu aturannya keluar," kata Ketut.
"Petani boleh saja meminta (naik Rp2.000 jado Rp7.000), tapi kita tetap akan menghitung kewajarannya. Termasuk harga di konsumen hilir. Kita hitung jangan sampai tinggi yang kemudian akan memicu inflasi. Kami sudah hitung (kenaikan HPP jadi Rp6.000 per kg GKP, atau HPP naik Rp1.000) sudah memperhitungkan biaya produksi yang naik," tuturnya.
HPP baru nanti, imbuh dia, diharapkan dapat mendorong minat bertanam petani. Dengan begitu dapat menopang kenaikan produksi gabah di dalam negeri.
"HPP gabah ini kan sudah lama nggak naik. Saya rasa dengan jadi Rp6.000 sudah surprise juga buat petani," sebutnya.
Usulan Petani
Sebelumnya, HPP yang diberlakukan ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional No 6/2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
Sekretaris Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Agus Ruli Ardiansyah mengungkapkan, dalam rapat pembahasan rencana revisi HPP gabah-beras di Jakarta Selatan, sekitar bulan April lalu, pihaknya mengusulkan HPP baru dinaikkan menjadi Rp7.000 per kg. Artinya, ada kenaikan sekitar Rp2.000 dari HPP tahun 2023.
"Dalam rapat tersebut kami mengajukan usulan kenaikan HPP menjadi Rp7.000 per kg. Dengan begitu baru petani bisa menikmati keuntungan sekitar 25%. Karena, biaya produksi saat ini pun sudah Rp6.000 per kg GKP. Sementara, hari-hari ini, kondisi beras cukup memprihatinkan. Harga gabah sudah turun, dan bisa dibilang bulan depan sudah akhir musim panen raya," kata Agus kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (23/4/2024).
(dce/dce)