Produksi Minyak RI Makin Gak Ketolong, Ambles di Bawah 600.000 Barel!

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
30 May 2024 17:25
Wilayah Kerja (WK) Pangkah yang dioperasikan oleh Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) selaku Anak Perusahaan PGN Saka, afiliasi dari PGN Subholding Gas Pertamina,
Foto: Wilayah Kerja (WK) Pangkah yang dioperasikan oleh Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) selaku Anak Perusahaan PGN Saka, afiliasi dari PGN Subholding Gas Pertamina, (Dok. SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi minyak siap jual atau lifting sampai April 2024 baru mencapai 576 ribu barel per hari (bph). Itu artinya jauh di bawah target yang ditetapkan tahun 2024 mencapai sebesar 635 ribu bph.

"Lifting minyak pencatatan di sini masih produksi karena minyak lifting kan ada faktor penyimpanan dan untuk produksi sampai April 2024 itu 576,3 ribu bph," ujar Wakil Kepala SKK Migas, Shinta Damayanti dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI, Jakarta, dikutip Kamis (30/5/2024).

Sebagaimana diketahui, realisasi sampai April ini bisa dibilang terus mengalami anjlok jika dibandingkan dari tahun ke tahun. Bahkan, target tahun 2024 ini juga lebih rendah dari tahun 2023 lalu yang mencapai 660 ribu barel yang statusnya tahun lalu juga tidak mencapai target dengan realisasi 605,5 ribu bph.

Adapun, untuk realisasi produksi gas hingga periode yang sama tahun 2024 ini mencapai 5.193 MMSCFD dari target yang diketok oleh pemerintah untuk salur gas tahun 2023 ini sebesar 5.785 MMSCFD. "Untuk salur gas April 2024 5.193 (MMSCFD) dimana 97,7% Year-on-Year dari tahun 2023," bebernya.

Sedangkan, penerimaan negara dari sektor migas tahun 2024 hingga bulan April tercatat baru mencapai US$ 4,43 miliar dari target US$ 12,89 miliar. "Dan untuk penerimaan negara kembali ini pencatatan sementara Year-on-Year-nya realisasi 2024 US$ 4,43 miliar 91% dari Year-on-Year 2023," tandasnya.

Bila dirunut ke belakang, produksi minyak nasional ini bahkan di bawah level produksi pada era tahun 1968-an.

Produksi minyak RI pada 1968, berdasarkan data BP Statistical Review, tercatat mencapai 599.000 bph, sebelum mengalami kenaikan terus-menerus yang mencapai masa puncak produksi pada 1977 sebesar 1.685.000 bph, lalu puncak produksi ke-2 sebesar 1.669.000 bph pada 1991, hingga kemudian terus mengalami penurunan secara bertahap.

Adapun sebelum 1968, produksi minyak RI masih berada di level 400 ribuan barel per hari. Berikut datanya:

1965: 486.000 bph

1966: 474.000 bph

1967: 510.000 bph
1968: 599.000 bph
1969: 642.000 bph
1970: 854.000 bph


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lifting Minyak 2023 Tak Capai Target, Bos SKK Migas Buka Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular