Cerita Sri Mulyani Ditekan Negara Maju Keluarkan Rusia dari G20 RI

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
30 May 2024 14:45
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Konferensi Pers APBN KITA. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di Konferensi Pers APBN KITA. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan tentang makin besarnya tekanan perpecahan ekonomi dan geopolitik dunia. Ia pun mengaku pernah ditekan kelompok negara-negara maju untuk mengeluarkan Rusia dari G20 saat Presidensi Indonesia pada 2022.

Saat itu, ia mengatakan, negara-negara maju yang tergabung ke dalam G7 memintanya untuk mengeluarkan Rusia dalam pertemuan G20 Presidensi Indonesia, sebab saat itu beriringan dengan pecahnya perang bersenjata antara Rusia dengan Ukraina.

"Mulai bulan Februari tiba-tiba pecah perang Ukraina. Waktu itu kelompok G7 bilang Sri Mulyani you have to expel Rusia dari G20," ucap Sri Mulyani dalam acara Seminar Nasional Jesuit Indonesia di Jakarta, Kamis (30/5/2024).

Meski ditekan, Sri Mulyani menolak untuk patuh. Ia pun menekankan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menjaga forum G20, dan meminta negara-negara maju yang tergabung dalam G7 fokus saja terhadap kelompoknya sendiri.

"Not under Indonesia presidency, we are G20, like it or not G20 it's not going to be G19 and then become G17 and then G11. And then you G7 had already have a group, just grouping among your self," tegasnya.

Sri Mulyani mengaku tidak mudah untuk menghadapi tekanan-tekanan fragmentasi dan pengucilan terhadap suatu negara itu, sebab terjadi di banyak forum-forum internasional. Proteksionisme, individualisme, pengucilan menjadi hal yang makin mendominasi di tingkat global.

"Di dalam semua fora internasional blocking yang disebut tadi proteksionism, makin mengucilkan, dan inward looking menjadi sangat kentara. Dan dalam suasana di mana global world fragmented yang paling dirugikan adalah selalu kelompok paling rentan dan miskin," ucap Sri Mulyani.

Sebelumnya, Sri Mulyani pun telah memperkirakan, di tengah kondisi itu perekonomian global memiliki kecenderungan stagnan. Ia mengutip angka proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2024 dari IMF yang sebesar 3,2% alias tak berubah dari kondisi pertumbuhan 2023 yang juga sama 3,2%.

"Ini akan stagnan dari tahun lalu. Lembaga lain seperti OECD bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia di bawah level yang diprediksi IMF alias 2,9%, sedangkan Bank Dunia lebih rendah lagi," tuturnya saat konferensi pers APBN edisi April, Jumat (26/4/2024).


(arm/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Ramalan Ekonomi RI 2024 dari IMF, World Bank & OECD

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular