Bukan Suntik Mati Semua PLTU, Ini Cara PLN Kurangi Batu Bara
Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mengungkapkan program penghentian sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara lebih cepat dari rencana awal alias pensiun dini tidak mudah untuk dilakukan. Sebab, PLTU batu bara masih menjadi tumpuan mesin ekonomi nasional.
Direktur Manajemen Risiko PT PLN (Persero) Suroso Isnandar menjelaskan, alih-alih menyuntik PLTU batu bara, perseroan lebih memilih menggunakan pendekatan coal phase down atau pengurangan penggunaan batu bara secara bertahap dalam melakukan pensiun dini PLTU berbasis batu bara.
"PLTU adalah mesin ekonomi kita. Saat ini tidak ada opsi dimatikan, awalnya tidak mungkin, kemudian dioperasikan tapi sampai normal usianya, ada yang dipercepat, makanya coal phase down, yang murah andal (EBT) bertahap kita masuk," ungkap Suroso dalam acara Green Economic Forum 2024 CNBC Indonesia di Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Namun demikian, dia meyakini, penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) ke depannya akan semakin masif, ditunjang dengan harga EBT semakin kompetitif. Dengan demikian, ini juga bisa menggantikan penggunaan sumber batu bara untuk pembangkit listrik.
"Sebelumnya memang identik dengan mahal EBT, ke depan akan lebih kompetitif dan bisa bersaing," kata dia.
Beberapa waktu lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut program penghentian operasional sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) lebih cepat dari rencana awal alias pensiun dini bersifat kondisional. Jalan atau tidaknya program tersebut bergantung pada adanya pendanaan yang masuk.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu mengatakan jika tidak ada pendanaan yang masuk untuk merealisasikan program suntik mati PLTU, sebagai gantinya PLN bakal memilih skenario coal phase down.
Dalam skenario ini, operasi PLTU akan dibiarkan hingga berakhirnya kontrak jual beli listrik. Ketika berakhir, kemudian unit PLTU belum ada depresiasi dan pembangkit masih dapat beroperasi, maka PLTU-PLTU tersebut masih akan tetap digunakan sebagai base load melalui penambahan teknologi atau modifikasi.
Misalnya, green hydrogen, green ammonia, biomassa dan carbon capture storage (CCS). Dalam skenario coal phase down, penggunaan energi dari batu bara di PLTU akan dikurangi secara bertahap.
"Kan sekarang di JETP begitu, kalau gak ada pendanaan gimana kita mau (pensiun)? Dia ada bukan early tapi natural gitu loh sampai habis. Tapi itu kita masih memerlukan yang disebut base load walau dari fosil tapi harus ujung-ujungnya 2060 sudah 0 emisinya itu yang ini. Jadi jangan kita perang terhadap pembangkit, kita perang terhadap emisi," kata Jisman di Gedung DPR, dikutip Kamis (16/11/2023).
(wia)