
Potret Miris Anak-Anak Korban Pembantaian Israel di Zona Aman Rafah
Serangan udara Israel yang menargetkan kamp pengungsian Rafah di Gaza selatan, menyebabkan puluhan orang tewas dan luka-luka termasuk anak-anak.

Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap pengungsian di Rafah. Sedikitnya puluhan orang dilaporkan tewas akibat serangan terbaru Tel Aviv tersebut. (REUTERS/Hatem Khaled)

Serangan udara Israel yang menargetkan kamp pengungsian Rafah di Gaza selatan, menyebabkan puluhan orang tewas dan luka-luka termasuk anak-anak. (AP Photo/Jehad Alshrafi)

Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di kamp-kamp pengungsian Rafah, yang disebut-sebut sebagai zona aman, naik dari 45 orang menjadi setidaknya 50 orang bahkan lebih. (AP/Jehad Alshrafi)

Melansir Reuters, Jumlah kematian tersebut pada hari Minggu (26/5/2024). Sebelumnya pada hari itu, pesawat tempur Israel menembakkan delapan rudal ke tempat penampungan sementara yang ditinggali para pengungsi Palestina. (REUTERS/Mohammed Salem)

“Tempat penampungan ini seharusnya menjadi tempat berlindung yang aman bagi warga sipil yang tidak bersalah, namun mereka menjadi sasaran kekerasan brutal,” kata organisasi tersebut. (REUTERS/MOAZ ABU TAHA)

Menanggapi pembantaian tersebut, gerakan perlawanan Palestina Hamas menyebutnya sebagai “penghinaan mengerikan” terhadap keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) baru-baru ini. (via REUTERS/Reuters TV)

ICJ telah memerintahkan rezim Israel untuk segera menghentikan serangannya terhadap Rafah. (REUTERS/MOAZ ABU TAHA)

Hamas menyerukan semua pihak, terutama Mesir, untuk menekan rezim Israel agar mengakhiri pendudukannya di penyeberangan Rafah. Penyeberangan atau perlintasan Rafah berbatasan langsung dengan Mesir dan berfungsi sebagai pintu masuk utama pasokan penting ke Gaza. (REUTERS/Mohammed Salem)

Sejak perang meletus pada 7 Oktober lalu, sekitar 36.000 warga Palestina telah hilang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza. Hamas meminta masyarakat Muslim dan Arab di dunia untuk meningkatkan aktivisme anti-Israel dalam menghadapi genosida. (REUTERS/Mohammed Salem)