Prabowo Bakal Ganti Nama Makan Siang Gratis, Ternyata Ini Alasannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden terpilih Prabowo Subianto akan mengganti nama program makan siang gratis menjadi makan bergizi gratis. Ada alasan di balik penggantian sebutan untuk salah satu program unggulannya itu.
Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN), Budiman Sudjatmiko menuturkan program itu berganti nama agar maksud dari pemberian makanan ini lebih jelas, yaitu perbaikan gizi. Selain itu, dengan berganti nama, pemberian makanan kepada masyarakat juga tidak dibatasi waktu.
"Ya, sekarang makan bergizi gratis bukan berarti rencana awal makan siang gratis itu tidak bergizi, cuma waktu makannya itu tidak dibatasi. Jadi ada dua kemungkinan, bisa diganti makan pagi untuk sarapan," kata Budiman dikutip, Minggu (26/5/2024).
Selain itu, Budiman mengatakan pihaknya juga tengah menghitung ulang biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan program ini. Menurut dia, pada saat kampanye program ini diperkirakan akan membutuhkan anggaran hingga Rp 400 triliun. Namun, setelah dihitung ulang ternyata bisa dipangkas hingga setengahnya. "Kami lagi menghitung," kata dia.
Budiman berkata pemangkasan kebutuhan anggaran itu bisa dilakukan dengan cara mengutamakan produk-produk makanan yang diproduksi dari desa-desa di sekitar lokasi pelaksanaan makan bergizi gratis. Dia mengatakan dengan menggunakan produk lokal, maka tidak ada kebutuhan untuk mengimpor bahan makanan dari luar negeri. Pilihan ini, kata dia, juga mampu menggenjot ekonomi di pedesaan Indonesia.
"Jika banyak kebutuhan bahan pokok untuk makan itu diproduksi sendiri oleh orang desa, dari tanah Indonesia, maka itu menghidupkan ekonomi desa," ujar dia.
Selain menggerakkan ekonomi desa, Budiman meyakini pilihan untuk menggunakan produk lokal juga bermanfaat untuk memangkas biaya distribusi. Dia bilang apabila bahan makanan untuk makan bergizi gratis bersumber dari pedesaan di sekitar lokasi yang disasar, maka tak perlu lagi biaya distribusi.
"Kalau kita menanam sendiri, berternak sendiri, 80% kebutuhan program kebutuhan makan bergizi ini bisa dipenuhi oleh desa-desa di provinsi yang bersangkutan," ujarnya.
(rsa/wur)