Miris! Bantuan Makanan untuk Warga Palestina di Rafah Membusuk

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
25 May 2024 15:30
Warga Palestina, termasuk pengungsi, berdesakan di Deir Al-Balah ketika orang-orang terus meninggalkan Rafah akibat operasi darat Israel, di Jalur Gaza tengah, 12 Mei 2024. (REUTERS/Ramadan Abed)
Foto: Warga Palestina, termasuk pengungsi, berdesakan di Deir Al-Balah ketika orang-orang terus meninggalkan Rafah akibat operasi darat Israel, di Jalur Gaza tengah, 12 Mei 2024. (REUTERS/Ramadan Abed)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bantuan makanan yang antre untuk memasuki Jalur Gaza dari perbatasan Mesir mulai membusuk. Ini disebabkan oleh perbatasan Rafah yang tetap ditutup untuk pengiriman bantuan selama tiga minggu terakhir.

Dilansir oleh Reuters dan CNA, kondisi ini semakin memperparah kelaparan di wilayah kantong Palestina tersebut. Rafah adalah titik masuk utama bantuan kemanusiaan serta beberapa pasokan komersial sebelum Israel meningkatkan serangan militernya di sisi perbatasan Gaza pada tanggal 6 Mei hingga kemudian mengambil kendali penyeberangan dari sisi Palestina.

Para pejabat Mesir mengatakan operasi kemanusiaan berisiko akibat aktivitas militer. Mesir pun mengimbau agar Israel menyerahkan kembali penyeberangan tersebut kepada warga Palestina sebelum mulai beroperasi kembali.

Israel dan Amerika Serikat (AS) telah meminta Mesir, yang juga khawatir akan risiko pengungsi Palestina dari Gaza, agar mengizinkan perbatasan dibuka kembali.

Sementara itu, simpanan bantuan di jalan antara persimpangan sisi Mesir dan kota Al-Arish, sekitar 45 km sebelah barat Rafah dan titik kedatangan sumbangan bantuan internasional, telah menumpuk.

Salah satu sopir truk, Mahmoud Hussein, mengatakan barang-barangnya yang dimuat di kendaraannya selama sebulan, lambat laun rusak di bawah sinar matahari. Bahan pangan ada yang dibuang, ada pula yang dijual dengan harga murah.

"Apel, pisang, ayam dan keju, banyak yang busuk, ada yang dikembalikan dan dijual seperempat harganya," katanya sambil berjongkok di bawah truknya untuk berteduh.

"Saya minta maaf karena bawang yang kami bawa paling-paling akan dimakan oleh hewan karena ada cacing di dalamnya."

Pengiriman bantuan untuk Gaza melalui Rafah dimulai pada akhir Oktober, dua minggu setelah dimulainya perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.

Aliran bantuan sering kali diperlambat oleh inspeksi Israel dan aktivitas militer di Gaza dan jumlah bantuan yang mencapai 2,3 juta penduduk di wilayah kantong tersebut jauh di bawah kebutuhan.

KSrelief, sebuah badan amal yang didanai Saudi, memiliki lebih dari 350 truk yang membawa barang-barang termasuk makanan dan obat-obatan. Truk-truk ini menunggu untuk melewati Rafah, namun harus menurunkan muatan tepung karena risiko pembusukan. Hal ini diungkapkan oleh pengawas umum kelompok KSrelief, Abdullah Al Rabeeah.

"Kami berkemas dan mengirim, tapi kami juga harus memeriksa ulang. Ini merupakan beban besar," katanya kepada Reuters.

Beberapa makanan telah dijual dengan harga lebih murah di pasar lokal di Sinai utara. Ini pun menyebabkan penyitaan stok telur busuk, kata pejabat Kementerian Pasokan Mesir.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Israel Perluas Operasi di Rafah, 504 Orang Gugur Dalam Serangan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular