INTERNASIONAL

Israel Naik Darah Irlandia-Norwegia-Spanyol Akui Palestina Merdeka

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
23 May 2024 13:30
Demo aksi bela Palestina di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Selasa, 18/5. Penyerangan yang dilakukan militer Israel terhadap warga Palestina menuai kecaman dari berbagai pihak termasuk di Jakarta. Pantauan CNBC Indonesia ratusan orang bakal melakukan aksi unjuk rasa mendukung Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika, Gambir, Jakarta Pusat. Demonstran menuntut agar pemerintah segera mengambil sikap tegas dalam penyerangan ini. Dukungan penuh harus diberikan kepada Palestina. Pihaknya juga akan menyatakan dukungan kepada bangsa Palestina untuk membentuk Negara Palestina referendum yang diikuti oleh seluruh rakyat Palestina asli yang terdiri dari umat Muslim, Yahudi atau Kristen. Pihaknya juga mendesak agar negara arab mendukung Palestina. Bahkan, jika perlu, segera memutuskan hubungan diplomasi dengan Israel.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Aksi bela Palestina di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Selasa, (18/5/2021). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel marah setelah tiga negara Eropa pada Rabu (22/5/2024) mengatakan bahwa mereka akan mengakui negara Palestina, setelah lebih dari tujuh bulan memasuki perang Gaza yang menghancurkan.

Irlandia, Norwegia dan Spanyol mengatakan mereka akan secara resmi mengakui Negara Palestina pada tanggal 28 Mei 2024, sehingga mendapat pujian dari banyak negara Arab dan Muslim.



Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tindakan tersebut merupakan "hadiah atas teror" di balik tudingan kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober yang memicu perang Gaza. Israel mengatakan pihaknya memanggil kembali utusannya ke Dublin, Oslo dan Madrid untuk "konsultasi mendesak" dan juga memanggil tiga duta besar Eropa untuk mendapat teguran.

Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan sayap kanan, Itamar Ben Gvir, pada kunjungan pertamanya sejak 7 Oktober ke situs keagamaan Temple Mount yang diperebutkan di Kota Tua Yerusalem timur yang dianeksasi Israel, mengatakan bahwa pengakuan tersebut memberi penghargaan kepada "pembunuh dan agresor".

Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina, dan mengatakan bahwa pengakuan tersebut harus diwujudkan "melalui negosiasi langsung". Penasihat Keamanan Nasional Biden, Jake Sullivan, memperingatkan Israel untuk tidak menahan dana yang ditujukan untuk Otoritas Palestina sebagai pembalasan.

Sebagian besar negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, mengatakan mereka bersedia mengakui negara Palestina suatu hari nanti - namun hal ini akan terjadi sebelum isu-isu sulit seperti perbatasan akhir dan status Yerusalem diselesaikan.

Seorang anak laki-laki mengibarkan bendera Palestina saat demonstrasi pro-Palestina di Lafayette Square dekat Gedung Putih di Washington, AS, 2 Desember 2023. Orang-orang berkumpul dalam solidaritas setelah gencatan senjata sementara berakhir antara Israel dan Hamas awal pekan ini. (REUTERS/Bonnie Cash)Foto: Seorang anak laki-laki mengibarkan bendera Palestina saat demonstrasi pro-Palestina di Lafayette Square dekat Gedung Putih di Washington, AS, 2 Desember 2023. Orang-orang berkumpul dalam solidaritas setelah gencatan senjata sementara berakhir antara Israel dan Hamas awal pekan ini. (REUTERS/BONNIE CASH)
Seorang anak laki-laki mengibarkan bendera Palestina saat demonstrasi pro-Palestina di Lafayette Square dekat Gedung Putih di Washington, AS, 2 Desember 2023. Orang-orang berkumpul dalam solidaritas setelah gencatan senjata sementara berakhir antara Israel dan Hamas awal pekan ini. (REUTERS/Bonnie Cash)



Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store mengatakan "pengakuan atas Palestina adalah cara untuk mendukung kekuatan moderat yang telah kehilangan kekuatan dalam konflik yang berkepanjangan dan brutal ini".

"Di tengah perang, dengan puluhan ribu orang terbunuh dan terluka, kita harus tetap menghidupkan satu-satunya alternatif yang menawarkan solusi politik bagi Israel dan Palestina: Dua negara, yang hidup berdampingan, dalam perdamaian dan keamanan," katanya.

Sementara itu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan Netanyahu menyebabkan begitu banyak penderitaan, kehancuran dan kebencian di Gaza dan wilayah Palestina lainnya sehingga solusi dua negara berada dalam bahaya. Lalu Perdana Menteri Irlandia Simon Harris menyebut serangan tanggal 7 Oktober itu "biadab" namun menekankan bahwa langkah konkrit.

"Solusi dua negara adalah satu-satunya jalan keluar dari siklus kekerasan, pembalasan, dan kebencian yang terjadi selama beberapa generasi," timpalnya.

Hingga kini, 142 dari 193 negara anggota PBB sudah mengakui negara Palestina. Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang dipandang secara internasional sebagai satu-satunya perwakilan sah rakyat Palestina, memuji langkah yang diambil pada Rabu (12/10) sebagai tindakan yang "bersejarah".

Hamas juga menyambut baik sebagai langkah penting menuju penegasan hak kami atas tanah kami. "Hal itu akan menandai titik balik dalam posisi internasional mengenai masalah Palestina," kata Bassem Naim, anggota senior biro politik Hamas.

Ismail Hassuna, 46, seorang warga Palestina di kota Rafah, Gaza selatan, mengatakan keputusan trio Eropa tersebut adalah sebuah langkah yang "akan mengembalikan harapan" dan akan membantu upaya "menghentikan Israel dari kejahatan kejinya".



Analis politik Ines Abdul Razek, yang mengepalai Institut Demokrasi Publik Palestina, menyebut keputusan tersebut simbolis namun "bukan kemenangan besar". Dia mengatakan apa yang dibutuhkan adalah "tindakan nyata, termasuk sanksi dan embargo senjata" terhadap Israel.

Serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 35.709 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas. Israel juga memberlakukan blokade yang mengakibatkan 2,4 juta penduduk Gaza kehilangan sebagian besar pasokan air, makanan, obat-obatan dan bahan bakar, serta menyebabkan sebagian besar penduduk di ambang kelaparan.


(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemimpin Oposisi Israel Resign dari Kabinet, Begini Respons Netanyahu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular